Agus Zain Abdullah ElGhony
Agus Zain Abdullah ElGhony Guru

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Dan Ramadan pun Segera Berlalu

7 Mei 2021   21:10 Diperbarui: 7 Mei 2021   21:17 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dan Ramadan pun Segera Berlalu
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Dan Ramadanpun akan segera berlalu.  Ramadan yang meninggalkan kita atau kita yang meninggalkan ramadan!?. Menjelang akhir bulan Ramadan banyak orang-orang yang sudah meninggalkan Ramadan, mengubah  menjadi bulan penuh dengan "nafsu" berbelanja. 

Setelah bulan Ramadan akan berganti menjadi  syawal dan syawal nanti akan berganti juga. Apa yang tersisa dari Ramadan yang sebentar lagi akan berlalu?? Kenangan puasa dan sujud yang akan kita bawa ke akhirat atau hanya kenangan pesta kecil menjelang hari raya.

Ada suatu kisah yang mengambarkan kepada kita, bahwa kehidupan dunia ini akan segera berakhir. Pada suatu hari ada seorang sultan yang sangat kaya raya, tinggal di istana yang megah, dikawal oleh para pembesar kerajaannya. Tiba-tiba datang seorang pengembara dengan baju yang lusuh. 

Melihat orang asing memasuki istananya, sang sultan dengan tegas berkata " Apa yang kau lakukan di istanaku??". Dengan tenang sang pengembara menjawab " Aku mencari penginapan." Mendengar jawaban itu sultan marah " Ini bukan penginapan, ini istanaku!!"

Sang pengembara tersenyum dan berkata dengan pelan " Ini penginapan, bukan istana."

Sultan semakin marah mendengar jawaban pengembara " Ini istana bukan penginapan !!"

Sang pengembara mendekat lalu berkata " Sebelum sultan tinggal di tempat ini, siapa yang menempati tempat ini ??"

Sultan menjawab " Ayahku."

Sang pengembara bertanya " Dimana ayahmu sekarang??"

" Beliau sudah meninggal,"jawab sang sultan mulai tergetar hatinya
" Sebelum ayahmu, siapa yang menempati tempat ini??"tanya pengembara lagi.
" Kakekku,"jawab Sultan semakin tergetar hatinya
" Sekarang di mana kakekmu??"tanya pengembara pelan
" Beliau sudah meninggal, dikuburkan di pemakaman"
" Sebelum kakekmu, siapa yang menempati tempat ini??"

Sultan tidak mampu menjawabnya lagi. Mulai menyadari sang pengembara berkata benar. Istana ini hanya seperti tempat penginapan saja. Bukan istana dalam pengertian yang sebenarnya, istana yang sebenarnya ada di surga Allah. Tempat orang-orang mukmin menghirup udara kebahagiaan sejati yang abadi.

Kita tahu pengembara itu benar, tetapi kita sering lupa. Kita sering bersikap rumah itu adalah milik kita, bukan tempat kita sekedar menginap, padahal rumah kita hanyalah tempat kita menyebrang menuju keabadian yang hakiki. Tapi kita sering lupa dan lalai.

Semua yang bernyawa pasti akan berjumpa dengan ajalnya. Kematian pasti menjadi tamu yang tidak mungkin ditolak. Hidup terasa sangat sederhana, berjalan sangat cepat, tanpa kita sadari usia bertambah, jalan yang  kita tempuh dengan segala suka-dukanya akhirnya berujung ke rumah kematia. 

Kita semua akan mati. Tubuh kita yang sangat kita manjakan akan dikubur di tanah, lalu cacing-cacing tanah yang lapar akan menyantapnya. Hidup sangat singkat, hanya seperti menunggu ajal menjemput. Kata seorang penyair "Sekali berbakti, sesudah itu mati."

Ingat Allah berfirman :

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS Ali Imron 185)

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya ( QS Al-Munafiqun 11)
Nabi Muhammad yang mulia mengajari kita untuk hidup di dunia seperti orang asing, artinya hati kita tidak tertambat pada dunia atau kita seperti orang yang menyeberang jalan. 

Kita hanyalah musafir yang menyeberang, dunia hanyalah  tempat penyebrangan ke negeri abadi. Kemuliaan yang sejati bukan di dunia fana ini, tetapi kemuliaan yang sejati ada di negeri akherat. Begitu pula kehinaan yang sejati bukanlah di dunia ini, tetapi kelak di negeri akherat yang kekal kehinaan sejati. Dan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (QS Al-A'laa )
Dan Ramadanpun akan berlalu. Hanya kita yang harus berjuang agar Ramadan yang berlalu itu memberikan makna bagi hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun