charles dm
charles dm Freelancer

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Perjuangan Atlet di Bulan Ramadan, Siasat Mengejar Prestasi Para Pemeluk Teguh

6 April 2022   05:09 Diperbarui: 15 April 2022   21:07 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjuangan Atlet di Bulan Ramadan, Siasat Mengejar Prestasi Para Pemeluk Teguh
Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana berjuang di Korea Open 2022 di tengah bulan Ramadan: Action Images via Reuters/ED SYKES

Bulan suci Ramadan sudah dimulai. Para pemeluk teguh menyambutnya dengan puasa, doa, dan introspeksi mendalam.

Salah satu tuntutan ibadah yang wajib dijalankan, tentu bagi yang diwajibkan, adalah menahan diri dari makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam.

Durasi puasa pun berbeda-beda di setiap negara. Rata-rata puasa berlangsung 13 jam. Tetapi di sebagian negara durasinya bisa lebih singkat. Sementara di negara-negara tertentu durasi menjadi lebih panjang hingga mencapai 20 jam.

Waktu puasa tentu tidak mengurangi tanggung jawab kaum Muslim untuk bekerja maupun beraktivitas rutin sehari-hari. Tidak terkecuali bagi para atlet.

Lantas, bagaimana para atlet yang memilih berpuasa itu harus bersiasat di tengah batasan waktu mendapat asupan makanan dan minuman? Sepanjang hari tidak makan dan minum, bagaimana mereka mendapat energi untuk bisa bertanding dan mengukir prestasi? Bagaimana mereka bertahan di tengah jadwal latihan dan pertandingan yang tak bisa dikompromi?

Petinju Amir Khan tak menafikan dirinya merasa lemah saat bulan puasa. "Kamu harus bangun jam 4 untuk makan, tapi kamu lelah dan tidak ingin makan," begitu petinju Inggris itu pernah berbicara kepada BBC Sport.

Sekali lagi, tidak ada makanan sebelum bertanding. Tidak ada asupan protein sebelum berlaga. Waktu makan dan minum pun berbeda dari biasanya.

Bangun pagi lalu berhadapan dengan sekian banyak makanan di atas meja. Tidak banyak waktu yang tersedia untuk menikmatinya. Sekalipun waktu masih memungkinkan, belum tentu gayung bersambut dengan tubuh.

 "Saya duduk dalam dingin dan gelap dengan meja penuh sereal, milkshake, kue kering,... manis, makanan kaya kalori yang enak untuk dimakan sekali tetapi tidak setiap pagi pada jam 4 pagi selama 30 hari. Ini upaya besar untuk memaksanya masuk ke perut," ungkap pendayung Inggris, Moe Sbihi kepada BBC Sport suatu ketika.

Kesan juara All England

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun