Tips Beramal di Zaman Digital, Mudah tetapi Jangan Serampangan
"Banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasa mereka kecuali lapar dan haus, dan banyak orang yang berdoa di malam hari tidak mendapatkan apa-apa darinya kecuali bangun."
Bulan Ramadan, bulan suci bagi umat Muslim sejagad yang diwujudkan dalam doa, puasa, dan beramal.
Selama sebulan penuh puasa dan amal adalah wajib bagi yang mampu melakukannya. Puasa sejak matahari terbit hingga terbenam menjadi momen purifikasi spiritual agar menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan memahami penderitaan manusia.
Saat berpuasa itu kita dilatih untuk disiplin diri dan berkorban untuk membatasi berbagai keinginan manusiawi. Saat tersebut sangat tampan untuk berbagi dengan mereka yang miskin dan kurang beruntung.
Tak heran selama bulan suci ini orang berlomba-lomba berbagi. Menunjukkan kemurahan hati melalui berbagai pemberian kepada yang berkekurangan. Donasi dalam berbagai bentuk menjadi pilihan yang lazim.
Tidak hanya itu ada panggilan untuk menyumbang ke salah satu badan amal yang nantinya dananya akan disalurkan kepada yang membutuhkan.
Mengapa beramal?
Berbagi adalah panggilan jiwa yang ada dalam diri setiap orang. Setiap kita memiliki nurani yang selalu tergerak untuk keluar dari diri sendiri agar bisa menjalin relasi dengan yang lain. Kita adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup seperti sebuah pulau di tengah lautan.
Panggilan sosial itu kemudian dipertegas dalam ajaran agama. Dorongan dasariah untuk berbagi terutama kepada yang tidak beruntung akan mendatangkan kebahagiaan bagi yang memberi. Melihat orang lain bahagia karena pemberian kita adalah sukacita tersendiri.
Secara teologis, pemberian itu akan terbayar dalam bentuk pahala. Berbagi adalah makanan jiwa dan menjadi sarana keselamatan. Berbagi adalah investasi spiritual untuk hidup akhirat.