charles dm
charles dm Freelancer

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Wujud Syukur Ramadan Tahun Ini, Giat Amalkan 4 Sifat Mulia Nabi Muhammad secara Nyata

13 April 2022   18:30 Diperbarui: 13 April 2022   18:31 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wujud Syukur Ramadan Tahun Ini, Giat Amalkan 4 Sifat Mulia Nabi Muhammad secara Nyata
Pemandangan saat umat Muslim menjalani shalat di masjid  dengan protokol kesehatan ketat: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sudah jelas dengan sendirinya Ramadan adalah bulan refleksi mendalam dan aksi penuh pengabdian dan total dalam puasa dan ibadah.

Kita bersyukur momen istimewa tahun ini sudah lebih kondusif dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama sejak pandemi Covid-19 menjerjang.

Kita sudah bisa berkumpul bersama teman dan keluarga entah untuk makan, bersilaturahmi, maupun berdoa.  Protokol kesehatan masih tetap menjadi rambu-rambu, namun tidak sampai menutup ruang mobilitas dan interaksi sosial.

Bila tahun lalu kita sungguh terisolasi bahkan dengan lingkungan terdekat, tidak demikian tahun ini. Tahun sebelumnya kita sungguh bergulat dengan pembatasan-pembatasan, serta hampir selalu diliputi kesedihan karena kehilangan pekerjaan maupun orang-orang tercinta.

Kepergian mereka masih terasa membekas. Ramadan tahun ini membuat sebagian orang kehilangan ibu yang selalu hadir dengan hidangan favorit untuk berbuka puasa, ayah yang memimpin doa setiap malam, saudara-saudari yang mengajari anak-anak dengan ajaran keagamaan menjelang waktu berbuka, dan masih banyak lagi.

Litani-litani sedih itu tetap patut kita akrabi, sambil perlahan-lahan menyaputnya dengan ibadah yang tekun. Ramadan kali ini sekiranya membuat kita merasa lebih optimis. Penuh harapan menatap masa depan yang masih membentang panjang.

Kebersamaan dalam ibadah berjamaah misalnya, menjadi energi untuk saling mendoakan, saling mendukung, dan meneguhkan. Lepas dari isolasi yang membelenggu, kita mendapatkan kembali semangat yang datangnya berlimpah-ruah.

Selain itu, Ramadan di masa new-normal, di era endemi, atau apa pun sebutannya, sekiranya menjadi momentum untuk mengambil napas dalam-dalam, meresapi setiap anugerah yang terasa dalam setiap tarikan napas. Sambil dengan itu memperbaharui kembali relasi kita, baik dengan diri sendiri, sesama, maupun Allah.

Salah satu keutamaan yang patut kita refleksikan kembali adalah keteladanan dari Nabi Muhammad SAW. Ada banyak hal yang bisa kita renungkan, salah satunya terkait sifat-sifat-Nya.

Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri dalam buku "Pendidikan Karakter: Mengembangkan Karakter Anak yang Islami" terbitan Bumi Aksara, 2016 menyebut empat sifat Nabi Muhammad.

Pertama, Shiddiq. Sifat ini mengacu pada kebenaran dan kejujuran. Nabi Muhammad adalah contoh utama tentang kedua hal tersebut. Apa yang dikatakan dan dilakukannya adalah sejalan.

Nabi Muhammad adalah pembawa kabar sukacita, sekaligus pemberi peringatan pada segenap umatnya seperti tertulis dalam firman Allah berikut.

 "Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan." (QS. Fathir: 24)

Kedua, Amanah. Secara sederhana berarti bisa dipercaya. Surat Al Maidah ayat 67 yang berbunyi, "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya..."

Ketiga, Tabligh. Menyampaikan. Seorang rasul memiliki panggilan untuk menyampaikan yang diwahyukan Allah kepadanya.

Keempat, Fathanah. Ini mengacu pada kecerdasan atau intelektualitas tinggi. Kualitas Rasullulah dalam hal ini sungguh tidak diragukan.

Kaum Muslim pun diarahkan untuk memiliki kecerdasan tersebut sebagai jalan untuk keluar dari setiap masalah. Lebih dari itu, sebagai modal untuk mencapai kebahagiaan di dunia akhirat.

Sifat-sifat di atas hendaknya menjadi acuan setiap umat beriman baik dalam berpikir maupun bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Pengaplikasiannya bisa secara positif mengikuti sifat-sifat di atas, atau bertindak berlawanan dari sifat-sifat yang sesungguhnya tidak dimiliki para rasul seperti Al-Kizzib (dusta atau berbohong), Al-Khianat (berkhianat), Al-Kitman (menyembunyikan), dan Al-Baladah (bodoh).

Memang tidak mudah menjalani setiap ajaran tersebut. Kita bukanlah sosok istimewa seperti Nabi Muhammad. Kita adalah manusia yang berjiwa dan berbadan namun rapuh. Salah dan dosa adalah bagian tak terpisahkan dari ziarah kita sebagai manusia fana.

Walau begitu, kita patut berjuang sejauh dapat. Kita dibekali kemauan, akal, kehendak, dan daya untuk melaksanakannya.

Bulan Ramadan adalah kesempatan istimewa untuk meresapi dan mengamalkan keutamaan-keutamaan di atas sehingga kita bisa mendapat pahala dan memberi berkat kepada sesama. Inilah wujud syukur kita atas kesempatan Ramadan tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun