Siasat Bukber Hemat dengan Pesta Potluck, dari Tinggalkan Ponsel hingga Soal Hidrasi
Dalam keadaan normal atau basal, tubuh manusia butuh asupan cairan sebanyak 2 liter air atau setara delapan gelas air per hari.
Untuk memastikan tidak terjadi dehidrasi dan hypovolemia (suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler dan dapat terjadi karena kehilangan cairan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, perdarahan) selama Ramadan, maka kebutuhan akan cairan harus diperhatikan serius.
Ada sejumlah anjuran yang bisa diikuti. Menjalani pola minum 2-4-2. Minum dua gelas air saat berbuka, empat gelas air pada malam hari, dan 2 gelas air saat sahur.
Selain itu, menghindari konsumsi minuman bersifat diuretik seperti the dan kopi yang justru membuat tubuh cepat haus dan lelah, serta meningkatkan frekuensi ke toilet.
Mengonsumsi minuman manis pun menjadi perhatian. Memang terasa menyegarkan apalagi dalam keadaan dingin. Namun, minuman manis mengandung kalori tinggi sehingga akan mendongkrak kadar gula darah, memicu rasa lapar, dan mengakibatkan penimbunan lemak.
Akhirnya, sebagai kesimpulan agar pesta potluck untuk momen bukber mencapai makna sesungguhnya maka perlu untuk mempertimbangkan berbagai hal, mulai dari jumlah peserta (berpengaruh pada porsi makanan dan minuman), kontribusi dari masing-masing orang (buat daftar untuk mencegah pendobelan dan pemborosan), menu (mempertimbangkan hidangan yang terjangkau dan mudah dibawa), hingga lokasi.
Hal yang terakhir kadang disepelehkan. Padahal akan sangat mempengaruhi banyak hal. Bukber di rumah tentu berbeda ketika harus mengambil tempat di restoran.
Saat menjelang waktunya berbuka sangat sulit menemukan satu kursi kosong di tempat makan. Banyak yang sudah memesan tempat untuk acara buka puasa baik dalam kelompok kecil maupun besar. Bahkan ada yang sudah dalam posisi siaga sejak beberapa jam sebelumnya.
Bila demikian, rumah, kantor, atau selain rumah makan adalah lokasi paling realistis untuk menggelar bukber dengan sistem potluck, kan?