Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Insinyur

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Akhir Ramadhan dan Masjid yang Semakin Kosong

6 April 2024   13:56 Diperbarui: 6 April 2024   14:30 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhir Ramadhan dan Masjid yang Semakin Kosong
Foto: madaninews.id

Bulan Ramadhan sebentar lagi akan berlalu, hari-hari penuh keberkahan akan segera meninggalkan kita. Kita tentu tak harus bersedih ditinggalkan Ramadhan yang belum tentu akan kita temui di tahun mendatang, tetapi sebagai hamba Allah dan Ummat Rasulullah kita harus benar-benar memanfaatkan momentum hari-hari terakhir Ramadhan yang menjadi penutup bulan Ramadan yang penuh dengan berkah ini.

Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam telah memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terjebak dalam kesibukan persiapan Hari Raya Idul Fitri sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari terakhir.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Aisyah r.a.:

"Rasulullah, sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut." (HR. Muslim).

Akan tetapi, ada suatu yang kontradiktif di negeri ini, justru semangat beribadah semakin mendekati akhir Ramadhan justru semakin kendur dan berganti dengan kesibukan duniawi persiapan menyambut hari raya Idul Fitri.

Sebagai gambaran di mesjid di lingkungan tempat tinggal saya, dan mungkin juga terjadi di banyak mesjid lainnya, jumlah jamaah shalat tarawih semakin hari shafnya semakin maju ke depan dan semakin longgar.

Di awal Ramadhan mesjid hampir penuh dengan jamaah, jamaah laki-laki sekitar 6-7 shaf, demikian juga jamaah perempuan sekitar 4-5 shaf. Seiring berjalannya waktu, mulai hari kelima perlahan semakin menyusut dan kini hanya tersisa dua setengah shaf laki-laki dan tak sampai satu shaf jamaah perempuan.

Begitu juga dengan jumlah isi kotak amal mesjid, di awal Ramadhan jumlahnya mencapai 1 jutaan lebih dalam satu malam, lalu kemudian menyusut mengikuti deret ukur hingga hanya sekitar 300 ribuan.

Jamaah tarawih yang masih tersisa di mesjid didominasi oleh jamaah lima puluh tahun ke atas, yang muda-muda sudah pada menghilang kecuali satu dua orang saja. Dan juga masih ada anak-anak yang mencari tandatangan ustadz sebagai tugas sekolah mereka, jika tak ada tugas sekolah mungkin mereka juga sudah pada menghilang dari mesjid, karena selama ini mereka lebih banyak hanya bermain saja.

Yah, mesjid sepertinya telah menjadi tempat mengaso bagi para pensiunan dan calon pensiunan (55 tahun ke atas) yang masih punya semangat mengisi hari-hari Ramadhan dengan ibadah kepada sang Khalik, walau mungkin hanya dengan sisa-sisa kemampuan, tenaga yang sudah terbatas, ini ditandai dengan banyaknya bau minyak gosok dan semacamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun