cipto lelono
cipto lelono Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

4 Hal Ini yang Menjadi Magnet Budaya Mudik di Masyarakat

27 April 2022   05:38 Diperbarui: 27 April 2022   14:11 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Hal Ini yang Menjadi Magnet Budaya Mudik di Masyarakat
Ilustrasi arus mudik. Foto: Kristianto Purnomo/Kompas.com

Ilustrasi sungkeman pada saat idul fitri. Haru dan selalu tak kuasa membendung air mata. (sumber. https://solo.tribunnews.com)
Ilustrasi sungkeman pada saat idul fitri. Haru dan selalu tak kuasa membendung air mata. (sumber. https://solo.tribunnews.com)

Terlepas dari kesan tersebut, idul fitri menjadi saat bertemunya keluarga. Maka kalau idul fitri tidak mudik ada yang dirasakan hilang dan kurang lengkap. Bisa saja bapak dan ibu yang merasa sedih. Dulu sebelum teknologi secanggih sekarang, ketika di tanah rantau sang anak tidak bisa mudik, pada saat hari idul fitri selalu ingat wajah kedua orang tuannya. Air mata mengalir tanpa dirasa sebagai ekspresi rasa rindunya pada kedua orang tua dan keluarga. Semangat bertemu orang tua dan keluarga inilah mungkin saja yang menjadi "magnit" sehingga mudik harus dilakukan.

2) Silaturahmi

Magnit ini masih terkait dengan idul fitri. Melengkapi tradisi sungkem dan saling memaafkan, mudik juga bisa dipacu oleh semangat silaturahmi terutama keluarga besar yang berada dalam satu keturunan. Kalau tradisi sungkem dan saling memaafkan terjadi pada saat hari idul fitri, namun silaturahmi bisa dilakukan setelah hari raya idul fitri.

Kita sering melihat adanya pertemuan "trah", "bani" yaitu orang-orang yang berasal dari garis keturunan. Jika di Jawa bisa berasal dari garis keturunan yang bersifat "bilateral" (dari garis ayah dan ibu). Jadi silaturahminya bersifat tahunan. Silaturahmi dilakukan pada keluarga yang bersifat "extended family" (keluarga luas). Pada momen silatuirahmi akan ditandai bertemunya keluarga yang ada dari perantauan dengan keluarga yang tidak merantau. Mungkin saja silaturahmi ini juga menjadi magnit seseorang untuk mudik.

3) Rindu Kampung Halaman

Hal lain yang juga menjadi magnit adanya mudik adalah hal yang bersifat emosional yaitu rasa rindu pada kampung halaman. Wilayah sosial-budaya yang menjadi tempat lahir dan mendapat nilai-nilai kehidupan sejak kecil. Maka sejauh apapun, seterpencil apapun bahkan sesulit apapun jangkauan,  kampung halaman tetap menjadi magnit bagi siapapun yang pernah lahir dan dibesarkan di kampung halaman.

Ilustrasi kampung halaman yang selalu dirindukan. (https://id.wikipedia.org)
Ilustrasi kampung halaman yang selalu dirindukan. (https://id.wikipedia.org)
Sehingga sejauh apapun seseorang merantau, kampung halaman menjadi kenangan sepanjang hayat untuk tidak dilupakan. Maka rasa rindu kampung halaman bisa saja menjadi magnit mudik tetap dilakukan.

4) Prestise

Hal lain yang bisa saja menjadi magnit mudik tetap dilakukan adalah prestise. Biasanya unsur ini ada pada seseorang yang merantau ke kota-kota besar atau keluar daerah yang berhasil. Selama merantau tentu seseorang ingin melakukan eksplorasi mendapatkan pekerjaan yang dapat menghasilkan uang yang dianggap bisa memenuhi tujuannya.

Ilustrasi perantau sukses (sumber. https://m.merdeka.com)
Ilustrasi perantau sukses (sumber. https://m.merdeka.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun