8 Hal ini adalah Wujud Kearifan Lokal Masyarakat Nusantara Terkait dengan Hari Raya Idul Fitri

Pakaian baru dapat berfungsi sebagai motivasi kepada anak-anak agar mau menjalankan puasa. Sehingga pada akhir puasa, mereka dibelikan pakaian yang baru. Namun bagi orang dewasa pakaian baru bisa saja sebagai simbolisasi bersihnya diri setelah menjalani ibadah puasa selama bulan suci ramadan. Nasihat secara tidak langsung manusia kembali pada kondisi yang suci (baru) oleh masyarakat disimbolkan dengan memakai pakaian baru pada saat hari raya Idul Fitri.
e) Mercon
Membunyikan mercon adalah salah satu ekspresi kegembiraan masyarakat pada saat hari raya Idul Fitri. Bahkan menjelang Idul Fitri sudah ada beberapa masyarakat yang mulai membunyikan mercon. Hal ini sebagai tanda sudah dekatnya hari raya Idul Fitri. Selain itu mercon juga sebagai salah satu ekspresi kemenangan atas perjuangan selama satu bulan penuh melalui puasa ramadan. Dalam sejarahnya budaya membunyikan mercon saat Idul Fitri sudah ada sejak zaman colonial Belanda. Namun harus tetap waspada, mengingat sudah tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban jiwa maupun raga akibat mercon.
f) Toples
Pada umumnya setiap Idul Fitri, setiap rumah menyediakan aneka makanan. Tidak sedikit pula beberapa jenis makanan tersebut ditaruh di dalam toples. Maka toples seakan menjadi tanda bahwa hari tersebut adalah hari raya Idul Fitri. Penyediaan aneka jenis makanan tersebut tentu tidak bisa dilepaskan dengan puasa ramadan yang dijalanai selama satu bulan penuh. Sehingga hal tersebut merupakan salah satu wujud syukur atas keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa selama sau bulan.
g) Ketupat
Ketupat menjadi salah satu sajian pada saat hari raya Idul Fitri. Dari sekian banyak ulasan, ketupat merupakan simbolisasi agar manusia saling memberi maaf atas banyaknya kesalahan yang dilakukan. Oleh sebab itu ketupat juga menjadi salah satu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dalam menginternalisasikan nilai saling memaafkan sesama manusia.
h) Opor
Sajian opor pada saat hari raya Idul Fitri juga merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat dalam mengajarkan nilai-nilai saling meminta dan memberi maaf kepada sesama manusia. Banyak ulasan yang menjelaskan makna filosofis tentang opor. Dari sekian ulasan apabila diambil kesimpulan bahwa opor adalah simbolisasi manusia untuk saling meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat.
Kedelapan unsur tersebut tidak mungkin muncul secara tiba-tiba tanpa ada yang merancangnya. Sebab keberadaanya sampai sekarang masih kuat berakar di masyarakat. Oleh sebab itu tidak berlebihan apabila dijelaskan bahwa hal tersebut merupakan bukti adanya kearifan lokal masyarakat nusantara yang terkait dengan datangnya hari raya Idul Fitri. Kedelapan unsur tersebut juga merupakan simbolisasi nilai---nilai luhur terkait dengan hari raya Idul Fitri yang diajarkan kepada masyarakat.