Cucum Suminar
Cucum Suminar Full Time Blogger

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tak Sekadar Candi Megah, Borobudur Pusat Musik Dunia

11 Mei 2021   21:12 Diperbarui: 11 Mei 2021   21:18 2910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak Sekadar Candi Megah, Borobudur Pusat Musik Dunia
Candi Borobudur. | Dokumentasi KOMPAS.COM/AMIR SODIKIN

Anw, bisa jadi sebelum orkestra-orkestra dimainkan di Vienna, Austria oleh para komposer dunia seperti Mozart, Beethoven, Haydn, dan Schubert, di Borobudur sudah lebih dulu diadakan pagelaran musik berkelas dunia. Sebab, keempat komposer tersebut justru lahir beberapa tahun setelah Candi Borobudur mulai dibangun.

Sound of Borobudur

Beberapa tahun terakhir ini, relief-relief yang ada di Candi Borobudur mulai dikaji dan diteliti dengan lebih komprehensif, terutama yang terkait dengan musik. Bahkan ada Sound of Borobudur. Sebuah gerakan kebangsaan yang dilakukan melalui budaya, dengan menggaungkan kembali bunyian peradaban Borobudur yang terpendam selama ribuan tahun agar dapat dimanfaatkan di masa depan.

Para musisi Sound of Borobudur. | Dokumentasi japungnusantara.org
Para musisi Sound of Borobudur. | Dokumentasi japungnusantara.org
Ada sekelompok musisi yang melakukan riset dan berupaya mewujudkan alat musik yang ada di relief Candi Borobudur tersebut dalam bentuk konkret. Alat musik yang terbuat dari dawai dan gerabah yang sudah punah di rekacipta, dibuat replikanya. Alat musik pada abad ke-8 tersebut lalu dipadukan dengan berbagai alat musik yang ada di 34 provinsi di Indonesia.

Mereka membuat komposisi, aransemen, lalu berkumpul untuk membunyikan alat musik yang tergambar di relief-relief Candi Borobudur dalam interpretasi kekinian. Trie Utami, Dewa Budjana, Purwacaraka dan para musisi lainnya merekam belasan komposisi dan melakukan perekaman gambar. Sehingga alat-alat musik yang tergambar di relief-relief candi kini sudah bisa dinikmati, sudah berkumandang. Sound of Borobudur sudah menggema.

Acara pembukaan Borobudur Cultural Feast yang diadakan Desember 2016 lalu, di Lapangan Lumbini, yang masih di dalam areal Candi Borobudur, menjadi momentum awal peluncuran beberapa alat musik yang direplika dari relief dinding candi. Alat musik tersebut berupa gasona, gasola dan solawa. Ketiga replika alat musik itu kemudian dipadukan dengan alat musik lain yang ada di relief candi, tetapi sekarang masih aktif dimainkan, seperti gendang,  seruling dan gamelan.

Agar Lebih Menggema, Buat Acara Rutin di Hari Musik Nasional

Meski sudah mulai didengungkan, Sound of Borobudur belum merambah ke semua kalangan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu bahwa candi kebanggan kita tersebut memiliki banyak hal menarik yang sangat berharga terkait musik.

Sound of Borobudur. | Dokumentasi japungnusantara.org
Sound of Borobudur. | Dokumentasi japungnusantara.org
Mungkin ada baiknya, setiap 9 Maret, setiap Hari Musik Nasional, diadakan pagelaran yang menampilkan Sound of Borobudur yang ditampilkan secara live di televisi. Undang musisi-musisi nasional, kalau perlu internasional. Kalau pun sekarang alat yang direplika masih terbatas, tidak apa-apa, setiap tahun bisa terus diperbanyak dan diperbaiki.

Selain itu, agar alat musik yang ada di relief candi semakin memasyarakat, sebaiknya diperbanyak dan dijual secara komersial dengan harga terjangkau.

Ada baiknya, melakukan kerjasama juga dengan perguruan tinggi yang memiliki jurusan musik. Ajak dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi mendengungkan Sound of Borobudur. Kalau perlu alat-alat musik yang ada di relief Candi Borobudur, yang saat ini belum diajarkan di perguruan tinggi tersebut, perlahan dimasukan ke mata kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun