Cucum Suminar
Cucum Suminar Full Time Blogger

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Atur Keuangan Saat Ramadan, Biar Tak Boncos Usai Lebaran

16 April 2023   15:12 Diperbarui: 16 April 2023   15:15 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atur Keuangan Saat Ramadan, Biar Tak Boncos Usai Lebaran
Atur keuangan. | Ilustrasi foto dokumentasi shutterstock diambil dari kompas.com.

Saat puasa Ramadan, umat muslim hanya makan dua kali dalam satu hari, yakni saat sahur dan berbuka puasa. Tidak ada makan siang. Namun, alih-alih lebih hemat, saat Ramadan justru banyak yang mengeluh lebih boros. Pengeluaran jauh lebih banyak dibanding bulan-bulan lainnya.

Mengapa bisa demikian?

Banyak Pengeluaran Ekstra

Ada banyak pengeluaran ekstra selama Ramadan. Salah satunya adalah pengeluaran untuk membeli makanan dan minuman yang akan disantap saat sahur dan berbuka puasa.

Meski hanya makan dua kali dalam satu hari, menu makanan dan minuman yang disajikan saat sahur dan berbuka puasa umumnya lebih istimewa dan lengkap dibanding menu-menu makan di bulan biasa.

Selain itu, harga-harga bahan pangan selama Ramadan terkadang juga melonjak dari harga normal. Sehingga, membuat pengeluaran menjadi lebih banyak dibanding bulan-bulan lain.

Contoh yang saya alami sendiri, di bulan-bulan lain di luar Ramadan, harga ayam potong per kilo gram hanya sekitar Rp35.000, saat Ramadan menjadi Rp40.000 per kilo gram. Begitu juga dengan udang segar ukuran besar. Pada hari-hari di luar Ramadan, harganya hanya Rp110.000 per kilo gram, saat Ramadan naik menjadi Rp140.000 per kilo gram.

Tidak hanya itu, momen Ramadan juga terkadang dijadikan ajang untuk mempererat silaturahmi. Sehingga, kerap ada ajakan untuk berkumpul bersama kerabat dan teman lama. Umumnya dilakukan saat waktu berbuka puasa. Alhasil, keluar uang lagi deh untuk kegiatan berbuka puasa bersama.

Lalu, menjelang Idulfitri kita juga kerap memberi bingkisan kepada keluarga dan kerabat. Buat yang mudik ke kampung halaman, harus menyiapkan biaya mudik. Belum lagi membeli baju lebaran.

Tidak hanya itu, kita juga harus menyiapkan uang untuk zakat, setidaknya zakat fitrah. Bila ada uang berlebih untuk sedekah.

Buat Anggaran

Pengeluaran saat Ramadan seolah tidak ada habisnya. Oleh karena itu, kita harus cermat membuat dan mengatur anggaran keuangan sebijak mungkin. Setegas mungkin.

Hitung berapa pendapatan kita selama Ramadan. Setelah itu, bagi pendapatan tersebut untuk mencukupi setiap kebutuhan.

Bila tidak membuat anggaran keuangan sebagai panduan, kita biasanya kerap menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu. Akibatnya, uang di rekening sudah menipis, tetapi kebutuhan-kebutuhan selama Ramadan banyak yang belum terpenuhi.

 

Berbelanja dengan Bijak

Saat berpuasa kita umumnya lebih impulsif. Berbelanja ini dan itu tanpa berpikir panjang. Konon, berdasarkan beberapa penelitian, perut lapar memang sering membuat kita impulsif membeli beragam barang, terutama makanan.

Namun sebagai seorang muslim kita harus ingat, makna hakiki puasa di bulan Ramadan adalah menahan hawa nafsu. Nah, oleh karena itu, selama bulan Ramadan ini seharusnya kita juga bisa menahan hawa nafsu agar tidak berbelanja secara berlebihan. Kita seharusnya bisa berbelanja dengan bijak sesuai dengan budget yang sudah ditentukan.

 

Catat pengeluaran

Mencatat pengeluaran sangat penting dilakukan. Hal tersebut untuk mengetahui dipakai apa saja uang yang kita miliki, berapa jumlahnya? Apakah uang itu digunakan untuk keperluan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan budget yang sudah sesuai, atau banyak yang melenceng?

Alokasikan waktu untuk mencatat pengeluaran secara khusus, misalkan di malam hari setelah semua kegiatan selesai dilakukan.

Kita bisa melakukan pencatatan secara manual atau melalui aplikasi. Saat ini sudah banyak aplikasi pencatatan seperti itu yang dapat kita unduh melalui google playstore ataupun app store.

 

Manfaatkan Promo

Jangan ragu untuk memanfaatkan promo berupa potongan harga yang ditawarkan oleh toko luring maupun daring untuk menghemat pengeluaran selama bulan Ramadan. Selama Ramadan umumnya banyak toko yang melakukan promo seperti itu untuk menjaring banyak pembeli.

Untuk menghemat pengeluaran selama Ramadan, saya sering membeli baju untuk lebaran yang diskonan hehe, baik untuk diri sendiri, anak-anak, maupun suami. Selama bahannya nyaman, modelnya bagus, sesuai, mengapa tidak kan?

 

Batasi Kegiatan Berbuka Puasa Bersama

Berbuka puasa bersama dengan teman, kerabat, dan keluarga di restoran, hotel, atau tempat makan lain memang sangat menyenangkan. Apalagi kalau sudah lama tidak berjumpa.

Namun, kita harus ingat, berbuka puasa seperti itu selama bulan Ramadan terkadang membuat pengeluaran membengkak. Biaya berbuka puasa sering kali tidak murah. Apalagi kalau tempatnya premium.

Ikut berbuka puasa bersama boleh, tetapi harus selektif. Tidak semua undangan berbuka puasa dari teman, kerabat dan keluarga harus kita terima.

Jangan Memaksakan Diri

Untuk keperluan Ramadan dan lebaran yang tidak terlalu penting, jangan terlalu memaksakan diri. Kue untuk suguhan lebaran bikin atau beli saja semampunya, begitu  juga untuk beragam hidangan hari raya.

Bingkisan untuk keluarga dan kerabat beri juga sepantasnya yang kita bisa. Jangan memaksakan diri. Apalagi kalau sampai harus berutang.

Ingat lho, hidup kita itu tidak hanya saat Ramadan dan Hari Raya Idulfitri saja. Masih ada hari-hari setelah itu. Terlebih lebaran tahun 2023 ini jatuh ditanggal 20-an, masih butuh beberapa hari lagi hingga tanggal gajian tiba.

Jangan sampai uang sudah habis untuk keperluan Ramadan dan lebaran sebelum waktu gajian tiba. Masa iya habis lebaran puasa lagi, tetapi niatnya bukan untuk puasa sunah Syawal, tetapi untuk berhemat hingga dapat gaji lagi, uang lagi, hehe.

Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun