Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com
'Ngabuburit' dengan 'Takjil' Buka Puasa
Istilah "ngabuburit" di kalangan generasi milenials, sering diperbincangkan setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan. Seperti juga pada puasa kali ini. Beberapa lokasi menjadi tujuan untuk "ngabuburit".
Apa sebenarnya arti "ngabuburit" itu dan dari bahasa apa asalnya? Sebagai perantau asal Kota Makassar dan kini menetap di salah satu kota di Tanah Sunda Parahyangan Jawa Barat, lama kelamaan menjadi familiar juga bagi saya sebagai kosa kata baru setiap kali Ramadhan.
Dari upaya penelusuran saya, akhirnya ketemu juga akhirnya. Ternyata kata "ngabuburit" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari bahasa Sunda "ngalantung ngadagoan burit" yang artinya "bersantai menunggu di waktu sore".
Atau dalam bahasa orang kampung saya di Makassar: "appisa'pisawu antayangi la battuna mangngaribiya ri bilang rumallanga".
Arti gampangnya dalam versi saya sendiri, "santai sambil menunggu datangnya waktu Magrib di bulan Ramadhan". Nah, klop juga kan? Hehe...
Sedangkan menurut situs Tamantirto, Kabupaten Bantul, "ngabuburit" berasal dari bahasa Sunda "burit" dengan makna sore atau menjelang magrib.
Pengertian "ngabuburit" atau "mengabuburit" (bahasa Sunda: ), juga berarti kegiatan menunggu adzan Magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.
Kegiatan ngabuburit dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman.
Dari keterangan di atas, pengertian "ngabuburit" secara singkatnya dapat disimpulkan yaitu kegiatan dalam menunggu waktu berbuka puasa, atau menunggu waktu Magrib.
Kalau dimaksudkan menunggu waktu Magrib, lalu "Ngabuburit" itu mulai jam berapa?
Kebiasaan selama ini, orang mulai "ngabuburit" biasanya antara usai shalat Ashar hingga sebelum matahari terbenam.
Akan tetapi, menurut sumber lainnya, "ngabuburit" berasal dari kata burit saja (bukan merupakan lakuran) yang mendapatkan imbuhan dan pengulangan suku kata pertama.
Artinya istilah "ngabuburit" itu memang istilah dari bahasa Sunda, berasal dari kata dasar "burit". Kalau dalam bahasa Indonesia berarti sore atau petang hari.
Selain istilah "ngabuburit" di bulan Ramadhan, sering juga muncul kata "takjil" Ramadhan. Lalu apa pula itu?
Adapun "takjil" Ramadhan, satu kebiasaan umat Islam menyediakan bahan makanan untuk berbuka puasa.
Sehingga "takjil" merupakan makanan atau minuman yang ringan dan biasanya dicari atau dibuat oleh orang-orang yang menjalankan ibadah puasa. Sebagai makanan pembuka saat buka puasa.
Bagi kaum wanita dan remaja putri, mereka cukup pandai dan kreatif dalam membuat "takjil" Ramadhan ini. Banyak ide dan resep "takjil" untuk buka puasa, yang bisa kita temukan di mana-mana. Segar dan Cantik. ***
Salam,
Blog: Nur Terbit