Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com
Lebaran dan Kesibukan Pemantau Hilal
Bagaimana menentukan 1 Syawal yang menandai berakhirnya bulan Ramadhan menuju Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah? Itulah kerja para pemantau dan "pemburu" hilal untuk mengetahui posisi bulan.
Sejak sore di hari terakhir puasa Ramadhan, Minggu 1 Mei 2022, terlihat sudah ramai di media sosial, juga berbagai liputan stasiun televisi melaporkan kesibukan para pemantauan hilal.
Hilal, atau posisi bulan di langit yang dipantau lewat peralatan khusus, sudah terlihat kesibukan dari para pemantau hilal di berbagai daerah sejak sore hari. Antara lain di Bandung Makassar, Bali, DKI Jakarta, Aceh, Gresik, Padang dan beberapa lagi di Jatim, Jateng dan Jabar.
Misalnya di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Titik pemantauan hilal dilakukan di Masjid Hasyim Ashari, Jakarta Barat.
Di tempat ini ada 3 orang saksi ahli ruqyah sudah disumpah setelah mereka menyaksikan hilal atau bulan sabit baru, yang pertanda pergantian tanggal dari bulan Ramadhan menjadi Syawal.
Begitu juga pantauan hilal di Padang, Sumatera Barat oleh petugas dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan dari Kantor Kementerian Agama Sumatera Barat.
Di sini ada 8 orang pemantau hilal yang mulai bertugas memantau dari pukul 15.00 sore Waktu Indonesia Barat. Pemantauan dilakukan dari lantai 12 gedung sebuah hotel menggunakan teleskop.
Dari lokasi ini bisa terlihat jelas panorama lepas ke laut. Hanya saja kondisi awan sore kurang mendukung. Sehingga pantauan baru bisa dilakukan setelah matahari terbenam atau azan Magrib pada pukul 18.20 waktu Indonesia Barat.
Begini Kerja Pemantau Hilal
Fahmi Fatwa selaku pengelola Observatorium Al Biruni Universitas Islam Bandung (Unisba) misalnya, mengatakan pemantau hilal di tempatnya sengaja disediakan ruangan yang ada di kampus Unisba.
"Namun kemudian dipindahkan ke alam terbuka dengan kursi, tenda serta layar televisi untuk dapat memantau melalui teropong yang ada," kata Fahwi Fatwa kepada reproter Indosiar yang mewawancarainya.
Di Sumatera misalnya sudah melihat hilal, juga di kawasan Universitas Islam Bandung ada 11 titik pemantauan hilal se Jawa Barat.