Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com
Bagaimana Mencapai Keseimbangan Hidup, Kerja dan Ibadah?
Untuk Sabtu 23 Maret 2024 ini, Bang Nur akan membahas topik "Work, Life, Ibadah Balance" untuk program "Ramadan Bercerita 2024" Kompasiana di hari ke-13 puasa ini.
"Work, Life, Ibadah Balance", tiga penggalan suku kata yang penuh makna. Kerja, hidup, dan ibadah, adalah tiga hal yang harus dijalani dengan seimbang.
Ajaran agama Islam sudah mengingatkan, "tuntutlah duniamu seakan-akan engkau akan hidup kekal, dan tuntutlah akhiratmu seakan-akan engkau sudah akan mati esok hari".
Begitu dalam pengertiannya memang. Bahwa kita hidup di dunia ini, butuh kerja (pekerjaan) untuk menghidupi diri sendiri dan anggota keluarga, kalau sudah berkeluarga.
Tapi bagaimana bisa bekerja? kalau diri kita tidak dilengkapi dengan latar belakang pendidikan yang memadai, dan diimbangi dengan kemampuan kerja serta keterampilan.
Belum berhenti sampai di situ. Sudah memiliki latar belakang pendidikan memadai, kemampuan kerja serta keterampilan tapi lapangan kerja sendiri tidak tersedia?
Sudah terbuka lapangan kerja, tapi yang bekerja di dalamnya malah tenaga asing? Kaum pribumi dari anak bangsa hanya bisa jadi penonton?
Kecemburuan sosial pun timbul, terkadang malah berujung konflik antara tenaga asing dengan pekerja lokal di daerah. Sudah banyak contohnya.
Itu di perusahaan swasta. Belum lagi kalau kita bicara mereka yang mengadu nasib di instansi pemeritah dengan melamar sebagai CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil).
Demikian juga dengan tenaga honorer di daerah, dulu dikenal dengan istilah yang mirip merek sepeda motor produk Jepang: HONDA (HONor DAerah). Mereka digaji oleh pemerintah daerah.