Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?
Cerita Safari Ramadan yang Terhenti Akibat Goyangan Gempa

Lapaunya kecil dan sederhana. Kokoh dengan kayu usang dan atap bekas. Terkesan berkelas. Hanya minuman hangat, seperti teh, kopi dan teh telor jahe dan lainnya dan makanan ringan, sambil ngobrol di sejumlah meja tempat duduk di warung kecil itu.
Ya, berbaur sekalian dengan masyarakat setempat, yang masih menghabiskan waktunya di lapau setelah Tarwih dan menjelang sahur.
Banyak cerita dan kisah, serta lahir cerita dan harapan baru, agaknya sudah hal yang bias di lapau.
Pesan Camat Sungai Limau Arlis kepada masyarakat untuk memanfaatkan momen pemilu dengan baik, cukup membuat banyak jemaah yang hadir berpikiran panjang.
Pilihan politik terhadap caleg dan partai, adalah hak masyarakat yang tidak dapat diganggu gugat. Ini otonom pribadi orang perorang dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Camat hanya memberikan dampak baik dan buruk terhadap calon yang sudah berpengalaman, ketimbang calon yang belum punya pengalaman. (ad)