Grand Mall Batam, Lokasi Ngabuburit Kekinian Anak Muda
Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda yang artinya aktivitas menunggu waktu senja saat Ramadan. Dan telah diserap menjadi bahas Indonesia serta dipahami oleh semua orang.
Bagai sebuah tren tahunan, ngabuburit hadir setahun sekali dan menjadi aktivitas paling ditunggu saat Ramadan. Bersama keluarga atau teman "membunuh waktu " hingga waktu beduk datang. Tak hanya anak muda , ngabuburit kerap dilakukan juga oleh mereka yang tak muda lagi.
Konsep dan pilihan ngabuburit semakin beragam, di era saya kecil ngabubrit lebih ke aktivitas religius dan bermain bersama. Bisa mengaji tadarus bersama, berburu takjil atau melakukan permainan tradisional. Tapi jaman sekarang kita mengenal ngabuburit yang lebih kekinian , nongkrong atau jalan jalan di mall.
Saat saya remaja lebih senang ngabuburit di jalanan dekat masjid, jaman dulu dikenal dengan mejeng, berharap dapat gebetan atau lihat gebetan saja dah bahagia.
Sesekali melakukan aktivitas olahraga bersama atau permainan tradiisonal yang tujuannya tak hanya membunuh waktu , tapi unjung kemampuan ke lawan jenis. Saat bedug magrib berkumandang berbondong bondong buka bersama , aka cari takjil. Sesekali juga memenuhi jadwal piket membersihkan masjid atau mengambil takjil ke rumah tetangga untuk dibawa ke masjid.
Ngabuburit Jaman Now
Dua puluh tahun berlalu. Saya yang dulu tinggal di kampung, sekarang tinggal di Batam yang sebetulnya bukan ibukota propinsi tapi kota besar dengan moderenitasnya.
Anak muda sekarang lebih ngabuburit dengan menggenggam ponsel lalu tenggelam ke dunia maya masing-masing. Ada yang tetap setia mengobrol tapi dalam kolom-kolom mesenger di gawai atau ada yang seru bermain game online. Ya anak muda kita memang kurang aktivitas fisik, gawai seolah memasung mereka.
Ngabuburit di Mall
Jika dulu mall dikenal sebagai pusat perbelanjaan , sekarang mall memiliki lebih banyak gerai makanan, resto dan kafe ketimbang oulet atau toko. Konsep mall pun bergeser menjadi tempat nongkrong dan makan bukan belanja atau window shopping.
Pihak mall menyiapkan arena publik dengan wifi gratis bagi pengunjung. Mall seperti ini jelas menjadi inceran anak muda, sembari duduk-duduk bisa online dengan suasana yang berbeda. Saat waktu berbuka puasa tak perlu usaha lebih mencari tempat makan.
Salah satu mall di Batam yang kerap menjadi inceran anak muda untuk ngabuburit. Mall berlantai empat ini hampir separuh lebih areanya merupakan restoran dan kafe. Beberap kafe dan resto di lantai memiliki konsep semi outdoor yang membuat suasana nongkrong makin asik.
Jenis makanan dan minuman beragam, mulai dari citara nusantara, western hingga asia yang kekinian seperti masakan Korea atau Jepang. Harganya pun beragam masih cukup affordable untuk kantong anak sekolah dan kuliahan, meski yang cukup pricey.
Sebagai bapak-bapak eh om-0m , saya sempat menemani ponakan yang katanya mau ngabuburit di mall. Ya jika rencana awal hanya menunggu beduk magrib tapi akhirnya belanja cantik. Ya pihak mall paling tahu cara mengumpulkan orang tapi akhirnya belanja karena tergoda penawaran menarik diskon hari raya. Saya sempat sih menawarkan ngabuburit di tempat lain seperti pasar Ramadan atau masjid memiliki bazar.
Tapi lagi lagi mereka menolak. Siapa juga yang mau ngabuburit di tengah udara Batam yang panas.