Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.
Mencari Calon Istri?
“Lalu, apa fungsi sebilah rotan itu, ya Muthi’ah ?” lanjut Fatimah.
“Kemudian, aku berpakaian serapi mungkin dan semenarik mungkin, karena aku tahu lelaki itu senang sekali bila melihat istrinya berpakaian rapi untuknya. Dan hal itu, menjadi salah satu daya pikat bagi suami agar tetap betah berdiam di rumah. Setelah ia terbangun dan mandi, aku telah siap menyediakan makan dan minum untuknya. Setelah semuanya selesai, aku berkata kepadanya: ‘Oh, suamiku bilamana pelayananku sebagai istri dan masakanku tidak berkenan di hatimu, maka aku bersedia menerima hukuman darimu dengan ikhlas. Silahkan pukul badanku dengan rotan ini dan sebutkanlah kesalahanku itu agar aku tidak berbuat lagi pada waktu yang akan datang.’ Kemudian kubuka bajuku dan rotan itu kuserahkan kepadanya.”
“Seringkah engkau dipukul dengan rotan ini ?” selidik Siti Fatimah r.a..
“Tidak pernah ! Bukan rotan yang diambilnya, tetapi tubuhku yang ditariknya dan didekapnya dengan penuh kemesraan. Itulah bagian dari kebahagian kami sehari-hari.”
“Jika demikian, sungguh luar biasa, Muthi’ah ! Sungguh luar biasa ! Maka benarlah ayahku mengatakan engkau perempuan yang berakhlak sangat baik !” kata Siti Fatimah r.a. ia pun berpamitan dan segara berlalu meninggalkan rumah Muthi’ah.