Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Petani

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mencintai Allah SWT, Mencintai Rasulullah SAW

15 April 2023   06:00 Diperbarui: 15 April 2023   06:15 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencintai Allah SWT, Mencintai Rasulullah SAW
I'tikaf | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

Satu ungkapan yang sangat familiar di telinga kita ialah “tak kenal, maka tak sayang”. Betul memang, antara “kenal” dan “sayang” ada korelasinya. Begini, pada dasarnya “sayang” terhadap suatu objek dapat muncul karena ada “pengenalan” terhadap objek tersebut.

Pemahamannya, jika pengenalan terhadap objek semakin rinci, maka semakin kuat rasa “sayang” yang muncul. Sebaliknya, jika hanya sekedar saja “pengenalan”nya, maka rasa sayangnya pun hanya sekadarnya.

Sebagai seorang muslim, mengidolakan Rasulullah SAW itu suatu keharusan. Untuk itu, sebaiknya mengenal tingkah laku, budi-pekerti, pola kehidupannya yang mulia dan sebagainya, yang secara umum disebut sebagai akhlaq Nabi SAW yang karimah, agar selanjutnya dapat mengidolakan serta tumbuh rasa sayang kepada beliau. Pada hakekatnya, mencintai Rasulullah SAW adalah mencintai Allah SWT semata. Mengingat Allah SWT berati mengingat Rasulullah SAW.

Saat ini pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, sebagian umat Islam melakukan i’tikaf. Dalam rangka dzikrullah, mari kita manfaatkan waktu yang ada, membuka beberapa lembar kisah tentang keindahan dan keagungan akhlak Nabi Muhammad SAW.

***

Pernah ketika Nabi SAW berada di Mekkah, datanglah sorang utusan dari pembesar Quraisy, namanya Utbah bin Rabi'ah. Ia berkata kepada Nabi, "Wahai kemenakanku, kau datang membawa agama baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau menghendaki harta, kami akan kumpulkan harta kekayaan kami. Jika Kau menghendaki kemuliaan kami akan muliakan engkau. Jika engkau sedang menderita, kami akan carikan obat untukmu. Jika kau menghendaki kekuasaan, biar kami jadikan engkau penguasa kami".

Dengan sabar Nabi SAW mendengarkan apa yang dikatakan oleh Utbah, dengan seksama beliau menyimak serta tidak memotong bicaranya.

“Apakah sudah selesai, Ya Abal Walid ?"  tanya Nabi SAW dengan lembut, ketika Utbah sudah berhenti bicara.

"Sudah", kata Utbah

Kemudian Nabi SAW membaca surat Fushilat, dan beliau bersujud ketika sampai pada ayat sajdah. Utbah pun duduk mendengarkan bacaan Nabi SAW sampai selesai.

Dari peristiwa yang sudah berlangsung berabad-abad yang lalu, Nabi dengan sabar dan tekun mendengarkan pendapat dan usul Utbah, seorang tokoh musyrikin. Itulah akhlaq Nabi ketika sedang berbicara dengan orang lain, menyimak dan tidak memotong di tengah-tengah pembicaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun