Menjemput Malam Lailatul Qadar dengan I'tikaf
Ramadhan merupakan bulan yang dinantikan kaum muslim di seluruh dunia. Di bulan ini, menjadi momen yang pas untuk melipatgandakan pahala di hadapan sang pencipta.
Ramadhan merupakan bulan spesial.
Selain hanya terjadi satu kali dalam setahun, terdapat dua peristiwa besar yang terjadi di bulan Ramadhan.
Peristiwa pertama ialah nuzulul qur’an. Nuzulul qur’an adalah peristiwa diturunkannya al-qur’an pertama ke muka bumi, yaitu kepada Nabi Muhammad SAW.
Lazimnya, malam nuzulul qur’an diperingati setiap tanggal 17 ramadhan tepatnya di malam hari. Di beberapa daerah sering diperingati beberapa tradisi seperti pengajian hingga khataman al-qur’an.
Peristiwa besar kedua yang terjadi di bulan ramadhan ialah malam lailatul qadar. Malam lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah.
Dalam al-qur’an dijelaskan jika malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan.
Itu artinya, jika kita melakukan ibadah di malam tersebut maka seperti ibadah seribu bulan atau sekitar 84 tahun.
Pada umumnya, usia manusia tidak sampai sejauh itu. Maka beruntunglah jika kita bertemu dengan malam lailatul qadar dalam keadaan ibadah.
Beda halnya dengan nuzulul qur’an, malam lailatul qadar sendiri dirahasiakan. Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan malam lailatul qadar terjadi.
Di kalangan ulama bahkan terjadi silang pendapat mengenai waktu malam mulia ini. Imam Syafi'i misalnya, beliau mengatakan jika malam lailatul qadar paling potensial jatuh pada tanggal 21 dan 23 ramadhan.
Lain lagi dengan pendapat mayoritas ulama yang mengatakan jika malam lailatul qadar jatuh pada tanggal 27 ramadhan.