Puasa, Bukan Hanya Sekadar Menahan Lapar dan Dahaga
Puasa di bulan ramadhan merupakan salah satu rukun islam yang wajib bagi umat muslim. Perintah itu termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 183.
Untuk itu, setiap muslim yang sudah baligh dan berakal wajib untuk melaksanakan ibadah puasa. Secara harfiah, puasa adalah menahan rasa lapar dan haus dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Tapi, lebih dari itu, puasa adalah ajang bagi kita untuk mengendalikan diri. Untuk itu, marilah kita berusaha agar puasa kali ini tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus semata. Lebih dari itu, puasa adalah sarana bagi kita untuk menahan hawa nafsu.
Manusia berbeda dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Manusia itu sempurna karena memiliki dua komponen dari makhluk hidup, yaitu akal dan hawa nafsu.
Manusia, malaikat, dan hewan tidak lepas dari dua hal di atas. Malaikat diberi akal tapi tidak diberi hawa nafsu. Oleh sebab itu, malaikat merupakan makhluk Allah yang mulia karena akalnya yang memimpin.
Sementara hewan hanya diberi hawa nafsu tanpa akal. Itu sebabnya siklus hewan tidak lebih dari sekadar makan, minum, dan urusan seks.
Manusia memiliki keduanya yaitu hawa nafsu dan akal. Untuk itu manusia disebut sebagai makhluk sempurna. Manusia bisa lebih mulia dari hewan karena berakal.
Tapi, manusia tidak bisa lebih mulia dari malaikat karena memiliki hawa nafsu. Untuk itu, manusia senantiasa melakukan kesalahan karena memiliki hawa nafsu.
Puasa adalah salah satu cara untuk mengendalikan hawa nafsu. Menurut Imam Ghazali, sumber utama kemasiatan manusia adalah hawa nafsu yang ada di dalam diri manusia.
Sementara bahan bakar hawa nafsu adalah makanan. Dengan mengurangi makan dan minum, maka bisa mengendalikan hawa nafsu. Dan puasa adalah jawaban dari itu semua.