seorang wanita yang tertarik fotografi, menulis, dan travelling. mengabadikan moment lewat foto, menjaga kewarasan lewat tulisan, dan memaknai hidup dengan jalan-jalan. bisa kunjungi di blog www.deamerina.com
Bukber Sama Temen Lama? Hayuk, Tapi...
Menghindari Ghibah
Buatku bukber atau buka bersama bukan hanya jadi ajang silahturahmi dan makan bersama. Tapi, juga jadi momen di mana aku merasa connected dengan orang tersebut dengan cerita, sharing, atau diskusi. Sejujurnya aku sangat menghindari obrolan yang bikin energiku jadi negatif, seperti ghibah atau ngomongin orang lain yang jatuhnya jadi gossip.
Beberapa orang mungkin menganggap aku terkesan cuek dan nggak peduli dengan urusan orang lain. Tapi, percayalah. Ghibah, meski aku hanya sebagai pendengar aja, bikin aku jadi gampang capek. Bukannya jadi semakin bersemangat ketemu teman lama, justru energiku seperti terkuras begitu saja dan setelahnya perasaanku jadi nggak nyaman.
Untuk apa aku membuang energiku yang sudah sangat terbatas ini buat hal-hal yang justru semakin menguras energiku? Hal inilah yang bikin aku pilih-pilih untuk mengiyakan ajakan bukber sejak satu tahun belakangan.
Jadi, Bukber Sama Teman Lama, Yes Or No?
Bukber sebenarnya bisa jadi momen yang menyenangkan di dunia tipu-tipu yang sepi ini (halah). Kita bisa ngobrolin banyak hal dan mendapatkan perspektif baru yang bisa jadi selama ini nggak kita ketahui.
Apalagi bukber sama teman lama yang nggak pernah ketemu. Ngobrolin dan menertawakan masa lalu kadang bakalan bikin kita jadi lebih happy setelahnya. Nggak jarang juga kadang setelah bertemu dengan teman lama aku jadi merenung banyak hal.
Oh, jadi dulu aku gitu ya?
Setelah bertemu dengan teman lama biasanya aku sering melakukan refleksi diri. Bertemu teman lama ibaratnya seperti sedang berkaca. Karena biasanya kita sering nggak mengenali diri kita sendiri. Kadang orang lainnya lah yang justru lebih mengenal diri kita.
Membandingkan diri sendiri di masa lalu dan saat ini kadang bikin aku jadi lebih menghargai setiap hal kecil dalam diri. Nggak jarang juga ada perasaan bangga dengan setiap perubahan diri.