dea merina
dea merina Freelancer

seorang wanita yang tertarik fotografi, menulis, dan travelling. mengabadikan moment lewat foto, menjaga kewarasan lewat tulisan, dan memaknai hidup dengan jalan-jalan. bisa kunjungi di blog www.deamerina.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bukber Sama Temen Lama? Hayuk, Tapi...

14 Maret 2024   20:25 Diperbarui: 14 Maret 2024   20:27 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu waktu masih kuliah bisa dibilang bulan ramadan itu bulan yang pengeluarannya paling banyak. Bukan buat beli baju, buku atau barang duniawi lainnya. Tapi, kebanyakan pengeluaran untuk makanan. Beli jajan buat takjil, beli makanan buka puasa yang dipengenin seharian, sampai mengiyakan semua ajakan bukber yang kadang nggak kira-kira banyaknya. 

Sebagai manusia introvert yang suka ketemu orang (tapi nggak bisa ngobrol lama), aku bakalan seneng banget menerima ajakan bukber. Dari teman SD, SMP, SMA, kuliah, sampai beberapa komunitas yang aku ikuti, rasanya semuanya dulu aku iyakan. Kalah deh jadwal artis papan atas yang lagi road show.  

Menjadi Pemilih 

Sejak satu tahun belakangan, semua itu berubah. Entah kenapa memasuki usia itu, banyak hal yang mulai bikin pusing dan capek. Aku pribadi rasanya jadi lebih pemilih siapa yang bakalan aku temui dan hubungi. 

Apakah orang tersebut bisa mengimbangi energiku atau nggak? 

Apakah aku bakalan jadi makin bersemangat setelah ketemu dia atau justru jadi makin capek?

Apakah ketemu dia aku bakal lebih leluasa cerita apa aja tanpa merasa dihakimi atau nggak?  

Dan banyak pertimbangan lainnya. 

Semakin bertambahnya usia aku jadi semakin memahami diriku sendiri. Termasuk apa yang sedang dibutuhkanan tubuh, seperti inspirasi, motivasi, atau lainnya. Dan ternyata nggak apa-apa menjadi seorang pemilih dalam hal pertemanan. 

Justru kita harus menjadi pemilih. Karena pada akhirnya, orang-orang yang kita temui akan memberikan dampak pada kehidupan kita tanpa disadari. Positif atau negatif. Kalau sadar sih bagus bisa langsung putar haluan, lha kalau nggak sadar udah ada di jalur yang salah kan repot. Dan hal ini hanya kita yang bisa menentukan. 

 

Menghindari Ghibah

Buatku bukber atau buka bersama bukan hanya jadi ajang silahturahmi dan makan bersama. Tapi, juga jadi momen di mana aku merasa connected dengan orang tersebut dengan cerita, sharing, atau diskusi. Sejujurnya aku sangat menghindari obrolan yang bikin energiku jadi negatif, seperti ghibah atau ngomongin orang lain yang jatuhnya jadi gossip. 

Beberapa orang mungkin menganggap aku terkesan cuek dan nggak peduli dengan urusan orang lain. Tapi, percayalah. Ghibah, meski aku hanya sebagai pendengar aja, bikin aku jadi gampang capek. Bukannya jadi semakin bersemangat ketemu teman lama, justru energiku seperti terkuras begitu saja dan setelahnya perasaanku jadi nggak nyaman. 

Untuk apa aku membuang energiku yang sudah sangat terbatas ini buat hal-hal yang justru semakin menguras energiku? Hal inilah yang bikin aku pilih-pilih untuk mengiyakan ajakan bukber sejak satu tahun belakangan. 

Jadi, Bukber Sama Teman Lama, Yes Or No? 

Bukber sebenarnya bisa jadi momen yang menyenangkan di dunia tipu-tipu yang sepi ini (halah). Kita bisa ngobrolin banyak hal dan mendapatkan perspektif baru yang bisa jadi selama ini nggak kita ketahui. 

Apalagi bukber sama teman lama yang nggak pernah ketemu. Ngobrolin dan menertawakan masa lalu kadang bakalan bikin kita jadi lebih happy setelahnya. Nggak jarang juga kadang setelah bertemu dengan teman lama aku jadi merenung banyak hal. 

Oh, jadi dulu aku gitu ya? 

Setelah bertemu dengan teman lama biasanya aku sering melakukan refleksi diri. Bertemu teman lama ibaratnya seperti sedang berkaca. Karena biasanya kita sering nggak mengenali diri kita sendiri. Kadang orang lainnya lah yang justru lebih mengenal diri kita. 

Membandingkan diri sendiri di masa lalu dan saat ini kadang bikin aku jadi lebih menghargai setiap hal kecil dalam diri. Nggak jarang juga ada perasaan bangga dengan setiap perubahan diri. 

Jadi, apakah bakalan bukber dengan teman lama? Asal nggak ngeghibah dan aku punya cukup energi, kalau aku sih yes. Masa nggak? Rugi dong!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun