Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Penulis

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bagaimana Jika Masih Belum Bersih?

19 Mei 2020   22:20 Diperbarui: 19 Mei 2020   22:51 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana Jika Masih Belum Bersih?
Ilustrasi dari MamaAndMaid.com via Tribunnews

Tentu seorang pekerja tidak akan sempat membersihkan ruangnya sendiri. Bukan karena mereka malas untuk merapikan tempat kerjanya, melainkan penempatan fokus saat di ruang tersebut.

Logika sederhana ini juga berlaku di dalam ruang rumah kita. Ketika kita sudah sering memanfaatkan rumah menjadi tempat bekerja, maka aktivitas yang paling segera dipikirkan pasca bangun, mandi, dan lainnya, adalah bekerja.

Keadaan setelah hari-hari berlalu. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Keadaan setelah hari-hari berlalu. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Lalu, bagaimana dengan waktu untuk membersihkan ruang tersebut? Ternyata kita sangat perlu momen tertentu yang dapat menggerakkan diri untuk melakukan aktivitas bersih-bersih.

Momen yang khusus itu biasanya akan membuat kita menjadi maklum bahwa dalam satu hari itu tak bekerja, melainkan "hanya" membersihkan rumah. Seperti saat akan Ramadan, biasanya umat muslim menyempatkan waktu untuk membersihkan rumahnya.

Suasana yang bersih akan membuat pikiran lebih tenang. Proses beribadah juga akan lebih baik. Itulah mengapa ketika sebuah ruang menjadi kurang sedap dipandang juga akan membuat ketenangan dalam beribadah juga berkurang.

Namun, kembali lagi pada permasalahan sebelumnya, yaitu menjaga kesamaan kondisi yang bersih pasca ruang itu kembali difungsikan untuk beraktivitas. Apakah akan tetap sama?

Dua puluhan hari telah berlalu, ada yang masih cukup bersih, ada pula yang sudah kembali acak-acakan. Lalu, bagaimana langkah selanjutnya?

Langkah terakhir adalah memastikan kembali barang-barang yang memang sudah tak layak berhuni untuk dibuang. Namun, sebelum membuangnya, pastikan bahwa barang itu tidak akan merugikan orang lain.

Seperti menempatkan barang pecah-belah yang telah rusak ke bungkus plastik transparan. Tujuannya adalah membantu orang lain untuk mengetahui apa yang bakalan disentuh dan dipindahkan.

Ilustrasi cara membuang sampah berbahaya. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Ilustrasi cara membuang sampah berbahaya. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Selain itu, menyiapkan ruang-ruang tersisa untuk penempatan barang yang tepat harus dilakukan. Jika tidak tepat, tentu akan terasa janggal.

Namun, jika keadaan ruang tidak berubah secara sigmifikan, maka kita harus rela mengorbankan ruang terdepan sebagai wajah. Sedangkan yang lain harus diprivatisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun