Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com
Bagaimana Jika Masih Belum Bersih?
Tentu seorang pekerja tidak akan sempat membersihkan ruangnya sendiri. Bukan karena mereka malas untuk merapikan tempat kerjanya, melainkan penempatan fokus saat di ruang tersebut.
Logika sederhana ini juga berlaku di dalam ruang rumah kita. Ketika kita sudah sering memanfaatkan rumah menjadi tempat bekerja, maka aktivitas yang paling segera dipikirkan pasca bangun, mandi, dan lainnya, adalah bekerja.
Momen yang khusus itu biasanya akan membuat kita menjadi maklum bahwa dalam satu hari itu tak bekerja, melainkan "hanya" membersihkan rumah. Seperti saat akan Ramadan, biasanya umat muslim menyempatkan waktu untuk membersihkan rumahnya.
Suasana yang bersih akan membuat pikiran lebih tenang. Proses beribadah juga akan lebih baik. Itulah mengapa ketika sebuah ruang menjadi kurang sedap dipandang juga akan membuat ketenangan dalam beribadah juga berkurang.
Namun, kembali lagi pada permasalahan sebelumnya, yaitu menjaga kesamaan kondisi yang bersih pasca ruang itu kembali difungsikan untuk beraktivitas. Apakah akan tetap sama?
Dua puluhan hari telah berlalu, ada yang masih cukup bersih, ada pula yang sudah kembali acak-acakan. Lalu, bagaimana langkah selanjutnya?
Langkah terakhir adalah memastikan kembali barang-barang yang memang sudah tak layak berhuni untuk dibuang. Namun, sebelum membuangnya, pastikan bahwa barang itu tidak akan merugikan orang lain.
Seperti menempatkan barang pecah-belah yang telah rusak ke bungkus plastik transparan. Tujuannya adalah membantu orang lain untuk mengetahui apa yang bakalan disentuh dan dipindahkan.
Namun, jika keadaan ruang tidak berubah secara sigmifikan, maka kita harus rela mengorbankan ruang terdepan sebagai wajah. Sedangkan yang lain harus diprivatisasi.