Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Penulis

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bagaimana Jika Masih Belum Bersih?

19 Mei 2020   22:20 Diperbarui: 19 Mei 2020   22:51 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana Jika Masih Belum Bersih?
Ilustrasi dari MamaAndMaid.com via Tribunnews

Sebenarnya membersihkan sesuatu yang kotor atau dipenuhi hal-hal tak penting lagi bukanlah hal sulit. Jika ada waktu, ada tenaga, dan ada bantuan, maka itu akan menjadi semakin mudah.

Namun, bersih-bersih khususnya pada sebuah rumah atau ruang juga memerlukan hal lain, yaitu ruang cadangan. Ruang cadangan ini difungsikan sebagai penampung dari barang-barang yang tak kita perlukan lagi.

Terkadang tidak semua barang bisa dengan mudah masuk tong dan gerobak sampah. Ada yang hanya perlu disimpan di tempat lain yang tak begitu terlihat dan membuat orang lain tak lagi tercemari pandangannya.

Rumah-rumah besar biasanya memiliki gudang. Sedangkan rumah-rumah kecil sulit untuk memiliki ruang khusus yang sedemikian rupa.

Ketika kita hanya memiliki rumah yang cukup untuk barang-barang pokok, kita perlu berpikir tentang bagaimana membuat barang-barang itu tetap terjaga kondisinya, dan tak menjadi sampah. Inilah yang terkadang sulit dilakukan.

Karena, semakin ke sini kita semakin konsumtif. Bukan karena kita boros, namun siapa yang bisa memprediksi bahwa apa yang kita miliki akan rusak?

Misalnya, barang-barang elektronik. Ini yang paling sering kita temukan dewasa ini; sampah elektronik. Jika masih sebatas gadget, kita masih bisa menyembunyikan di kardus, namun bagaimana jika yang rusak adalah tv, kulkas, dan barang besar lainnya?

Hal-hal semacam ini yang kemudian membuat kita juga terkadang kelabakan. Bahkan, meski akhirnya kita mampu menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak berguna, namun ada satu hal lagi yang terkadang sulit dicegah.

Ilustrasi suatu keadaan yang bisa dikatakan bersih. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Ilustrasi suatu keadaan yang bisa dikatakan bersih. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Menjaga keadaan di dalam ruangan sama seperti saat sejam lalu baru dibersihkan. Seiring berjalannya waktu, keadaan ruangan itu pasti akan kembali acak-acakan.

Hal ini disebabkan oleh adanya mobilitas. Mobilitas tak pernah bisa dicegah selama kita tetap aktif di ruang tersebut.

Hal ini akan diperparah jika suatu ruang yang sama menjadi tempat untuk bekerja, maka sudah dapat dipastikan bahwa ruang tersebut akan sangat tak sedap dipandang. Itulah mengapa di perkantoran, kita selalu membutuhkan jasa pembersih ruangan atau yang biasa dipanggil office boy (OB).

Tentu seorang pekerja tidak akan sempat membersihkan ruangnya sendiri. Bukan karena mereka malas untuk merapikan tempat kerjanya, melainkan penempatan fokus saat di ruang tersebut.

Logika sederhana ini juga berlaku di dalam ruang rumah kita. Ketika kita sudah sering memanfaatkan rumah menjadi tempat bekerja, maka aktivitas yang paling segera dipikirkan pasca bangun, mandi, dan lainnya, adalah bekerja.

Keadaan setelah hari-hari berlalu. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Keadaan setelah hari-hari berlalu. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Lalu, bagaimana dengan waktu untuk membersihkan ruang tersebut? Ternyata kita sangat perlu momen tertentu yang dapat menggerakkan diri untuk melakukan aktivitas bersih-bersih.

Momen yang khusus itu biasanya akan membuat kita menjadi maklum bahwa dalam satu hari itu tak bekerja, melainkan "hanya" membersihkan rumah. Seperti saat akan Ramadan, biasanya umat muslim menyempatkan waktu untuk membersihkan rumahnya.

Suasana yang bersih akan membuat pikiran lebih tenang. Proses beribadah juga akan lebih baik. Itulah mengapa ketika sebuah ruang menjadi kurang sedap dipandang juga akan membuat ketenangan dalam beribadah juga berkurang.

Namun, kembali lagi pada permasalahan sebelumnya, yaitu menjaga kesamaan kondisi yang bersih pasca ruang itu kembali difungsikan untuk beraktivitas. Apakah akan tetap sama?

Dua puluhan hari telah berlalu, ada yang masih cukup bersih, ada pula yang sudah kembali acak-acakan. Lalu, bagaimana langkah selanjutnya?

Langkah terakhir adalah memastikan kembali barang-barang yang memang sudah tak layak berhuni untuk dibuang. Namun, sebelum membuangnya, pastikan bahwa barang itu tidak akan merugikan orang lain.

Seperti menempatkan barang pecah-belah yang telah rusak ke bungkus plastik transparan. Tujuannya adalah membantu orang lain untuk mengetahui apa yang bakalan disentuh dan dipindahkan.

Ilustrasi cara membuang sampah berbahaya. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Ilustrasi cara membuang sampah berbahaya. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Selain itu, menyiapkan ruang-ruang tersisa untuk penempatan barang yang tepat harus dilakukan. Jika tidak tepat, tentu akan terasa janggal.

Namun, jika keadaan ruang tidak berubah secara sigmifikan, maka kita harus rela mengorbankan ruang terdepan sebagai wajah. Sedangkan yang lain harus diprivatisasi.

Hal ini juga berlaku bagi orang yang mengontrak rumah kecil ataupun kos-kosan. Jika tidak mampu menyulap ruangnya menjadi bersih, maka jalan ninja terakhir adalah tidak membiarkan orang lain masuk.

Bisa dijamu di depan dengan kelayakan yang dimaklumi bersama. Memang, ini terlihat kurang beretika. Namun, daripada disuguhi teh basi, lebih baik diberi segelas air putih saja, bukan?

Ilustrasi teras yang bisa dijadikan untuk menjamu tamu yang ingin berbincang di suasana segar. Gambar: Instagram/inspirasihunianmungil via Brillio.net
Ilustrasi teras yang bisa dijadikan untuk menjamu tamu yang ingin berbincang di suasana segar. Gambar: Instagram/inspirasihunianmungil via Brillio.net
Jadi, membersihkan ruang atau rumah sebenarnya bukan hal sulit. Hanya, banyak faktor yang harus menunjangnya. Tinggal kita yang akan menyesuaikan dengan apa yang bisa dilakukan.

Semoga sebelum Lebaran tiba, kita sudah bersih, baik secara kasat maupun tak kasat. Jika belum, maka maafkan itu. Biarkan hidup tetap jalan dan tak terbebani dengan apa yang belum bisa terjadi.

Selamat bersih-bersih!

Malang, 19 Mei 2020

Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun