Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator
Masjid Rahmat, Masjid Tertua di Surabaya
Surabaya, kota pahlawan yang kaya akan sejarah, menyimpan sebuah permata tersembunyi di kawasan Kembang Kuning: Masjid Rahmat. Masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjalanan dakwah Sunan Ampel yang masih memancarkan cahaya hingga kini.
Sejarah yang Mengakar
Dibangun oleh Raden Rahmat, yang lebih dikenal sebagai Sunan Ampel, Masjid Rahmat awalnya merupakan sebuah langgar tiban.
Masjid ini dibangun pada abad ke 15, saat Sunan Ampel dalam perjalanan menuju kawasan Ampel Denta Surabaya.
Sebelum mendirikan Masjid Agung di Ampel, Sunan Ampel membangun tempat ibadah sederhana ini sebagai pusat dakwah awalnya. Bersama Mbah Wiro Sarojo, beliau mendirikan masjid ini secara diam-diam, menjadikannya sebagai masjid tertua di Surabaya.
Transformasi Masjid Rahmat
Perjalanan waktu membawa perubahan pada Masjid Rahmat. Pada tahun 1967, Menteri Agama saat itu, Prof. Dr. Syaifudin Zuhri, meresmikan masjid ini setelah melalui proses renovasi dan perluasan. Kini, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan pendidikan.
Pada tahun 2015, Masjid Rahmat ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menegaskan pentingnya masjid ini dalam sejarah dan budaya kota.
Arsitektur dan Fasilitas
Meskipun tampilannya sederhana tanpa menara menjulang, Masjid Rahmat memiliki kubah yang menjadi ciri khasnya. Desainnya mencerminkan kesederhanaan namun sarat makna, mencerminkan semangat dakwah yang inklusif.
Selain ruang utama untuk shalat, masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendidikan seperti TK, SD, dan SMP, serta memiliki stasiun radio sendiri yang dulunya menjadi acuan waktu shalat bagi masjid-masjid di sekitar Surabaya.
Pusat Kegiatan Sosial dan Pendidikan
Masjid Rahmat tidak hanya berfokus pada kegiatan ibadah, tetapi juga aktif dalam program sosial dan pendidikan. Dengan adanya sekolah-sekolah di bawah naungannya, masjid ini berperan dalam mencetak generasi muda yang berakhlak mulia.
Selain itu, kegiatan seperti halaqah Al-Qur'an, program tahfidz, dan kajian rutin menjadikan masjid ini sebagai pusat pembelajaran agama yang dinamis.
Menghidupkan Tradisi dan Budaya
Sebagai cagar budaya, Masjid Rahmat terus berupaya melestarikan tradisi dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendahulu. Kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial yang diadakan tidak hanya untuk memperkuat iman, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Masjid ini menjadi contoh bagaimana tempat ibadah dapat berfungsi sebagai pusat kebudayaan dan komunitas.
Keistimewaan
Cerita sejarah Masjid Rahmat memunculkan keyakinan bahwa tempat cikal bakal masjid tersebut memiliki keistimewaan. Siapapun yang berdoa di tempat tersebut diyakini akan terkabul. Pasalnya, Sunan Ampel memilih lokasi pendirian tempat bermunajat itu bukan tanpa sebab. Beliau diyakini mendapatkan petunjuk dari Allah.
Bangunan Masjid Rahmat yang sekarang berada di sebelah selatan bangunan awal. Banyak jemaah yang meyakini bahwasanya serambi bagian utara Masjid Rahmat memiliki keistimewaan dibanding tempat lain. Tak heran jika banyak di antara mereka yang memilih shalat di serambi utara.
Mengunjungi Masjid Rahmat
Bagi kamu yang ingin merasakan nuansa sejarah dan spiritualitas, Masjid Rahmat di Kembang Kuning, Surabaya, adalah destinasi yang tepat. Dengan atmosfer yang tenang dan sarat makna, masjid ini menawarkan pengalaman yang mendalam bagi setiap pengunjung.
Masjid ini bisa menjadi pilihan wisata sejarah saat bulan Ramadan seperti ini. Berkunjung kesini menjadi napak tilas sejarah perkembangan Islam di kota pahlawan.
Masjid Rahmat bukan hanya sebuah bangunan tua, tetapi simbol keteguhan dakwah dan pelestarian budaya yang terus bersinar di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025