Denata
Denata Wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nostalgia, Warna-Warni Ramadan di Masa Kecil

19 April 2021   16:08 Diperbarui: 19 April 2021   17:30 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nostalgia, Warna-Warni Ramadan di Masa Kecil
Sumber motherandbaby.co.id

Zaman saya masih kecil, ada banyak sinetron Ramadan yang bisa ditonton anak-anak. Tapi saya paling menyukai sinetron yang berjudul "lorong waktu". Kalau sekarang anak-anak cenderung bermain ponsel,  menjelajah internet sembari menunggu azan magrib. 

Dulu, jika bosan bermain, pelariannya pasti menonton "lorong waktu". Kisahnya unik dan lucu, tentang petualangan pak Haji dan bocah kecil bernama Zidan. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa juga menyukainya, karena banyak pesan menyentuh yang diberikan oleh pak Haji. Banyak pesan moral yang diberikan dalam sinetron tersebut. Tidak terelakkan jika menonton sinetron "lorong waktu" mampu menciptakan suasana yang menghibur.

Bermain Nitendo

game battle city, sumber oldgameshelf.com
game battle city, sumber oldgameshelf.com

Siapa yang tidak kenal nitendo? Saya mendapatkan konsol pertama, super nitendo sewaktu saya berusia 8 tahun. Sejak itu saya mulai kenal dengan dunia game. 

Banyak permainan seru yang dapat dimainkan. Sembari mengisi waktu krusial menuju azan, memainkan Mario Bros, Tetris dan Battle City  bersama orang tua dan saudara adalah hal yang  menyenangkan. Tidak jarang ketegangan terjadi ketika ada salah satu yang tidak ingin berhenti bermain. Ada yang marah, menangis karena berebut mengambil stick nitendo. 

Wahana Ombak Banyu

ilustrasi bermain ombak banyu, sumber jadiberita.com
ilustrasi bermain ombak banyu, sumber jadiberita.com

Di beberapa daerah, setiap bulan Ramadan  selalu ada pasar malam yang dibuka. Banyak wahana permainan, makanan yang dapat dinikmati anak-anak dan orang dewasa. Bahkan di malam tertentu banyak orang tua mengajak anak-anak mereka menonton layar tancap sembari menikmati jagung bakar. Banyak permainan yang masih dimainkan manual kala itu. 

Dari banyaknya permainan, saya paling suka 'ombak banyu'. Wahana ini tidak menggunakan mesin hanya mengandalkan tenaga manusia. Ada beberapa orang yang mendorong, mengayun dan memutar bahkan ada yang bergelantungan dengan santainya. Meskipun saat itu belum ada atribut keselamatan, tetapi menaiki ombak banyu terasa sangat menyenangkan. Bahkan saya dan teman-teman kala itu tidak merasakan takut sedikitpun, hanya ada suasana seru, jeritan senang dan tawa bahagia.

Suasana senang, marah, sedih ketika kita masih anak-anak menjadi kenangan di bulan Ramadan yang membekas. Bahkan setiap kenangan berharganya memberikan makna meskipun kita telah menginjak usia dewasa. Mengabadikan warna-warni Ramadan dalam tulisan bisa menjadi cara kita untuk bernostalgia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun