Dhany Wahab
Dhany Wahab Penulis

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan, Pandemi dan Literasi

18 Mei 2020   07:45 Diperbarui: 18 Mei 2020   07:42 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan, Pandemi dan Literasi
republika.com

Ada banyak sebutan disematkan pada bulan ramadan, seperti syahrul qur'an, syahrul tarbiyah selain syahrul siyam. Semua itu tidak terlepas dari aktivitas ibadah yang dilaksanakan oleh umat Islam di bulan penuh berkah.

Saya ingin menyematkan bulan ramadan sebagai bulan literasi sebagai motivasi diri untuk melakukan lebih banyak kegiatan membaca dan menulis. Targetnya setiap hari minimal ada satu tulisan yang bisa menjadi bahan refleksi dan muhasabah diri.

Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Momentum ramadan dapat menjadi pemicu untuk 'memaksa diri' membiasakan membaca dan menulis guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 

Saat ramadan kita dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah; beramal, bertadarus, mentadaburi al qur'an dan mengikuti kajian di majlis ilmu yang mencerahkan dan mencerdaskan.

Tidak banyak orang memiliki kegemaran membaca dan menulis, apalagi di era sekarang sebagaian besar masyarakat lebih suka menonton dan mendengar. 

Allah Subhanallahu wata'ala secara khusus memerintahkan hambanya untuk membaca seperti yang termaktub dalam surat Al-Alaq. ''Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.''

Pesan ini sangat penting agar manusia memfungsikan sejumlah perangkat indrawi yang Allah Subhanallahu wata'ala anugerahkan, seperti penglihatan, pendengaran, hati, dan akalnya secara optimal. 

Dengan membaca manusia menjadi cerdas, berpengetahuan, dan berwawasan luas. Ujungnya dengan kecerdasan seharusnya kita menjadi semakin bijak dalam merespon setiap persoalan.

Karena itu, proses membaca itu harus disertai dengan niat mulia. Sebab, banyak orang cerdas sesudah membaca, tidak memberikan manfaat apa-apa. Bahkan, tidak jarang pengetahuan dan kecerdasan yang dimilikinya digunakan untuk menipu, menjerat, memperdaya, memanipulasi, dan mendatangkan bahaya. Disinilah pentingnya adab agar ilmu yang didapat melalui membaca tidak menjadi sumber kemunkaran.

Sedangkan perintah menulis secara tersirat terdapat dalam surat al alaq ayat 4-5, Alladzii 'allama bilqalam 'yang mengajar manusia dengan pena'. 'Allamal insaana maa lam ya'lam 'yang mengajar manusia apa yang belum diketahui (manusia)'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun