Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Tradisi Membuat Ketupat Lebaran di Kampung Halaman
Kami pun harus berbagi tugas. Ayah dan Ibu menganyam, sementara saya dan adik mendapat giliran menjadi "tutor"untuk mengajarkan "peserta kursus" dadakan.
Hasilnya? Ada yang langsung bisa karena pernah belajar sebelumnya, ada juga yang haru berulang-ulang tetapi tidak bisa, sampai ia menyerah. He he. Namun bersyukur, bahwa tradisi ini masih terjaga di tempat kami, terutama di rumah saya dan tetangga di sekitar rumah.
Bahan anyaman diambil dari pohon Kelapa sendiri
Daun kelapa yang kami gunakan untuk bahan anyaman, kami ambil sendiri dari pohon kelapa di kebun atau pekarangan.
Salah seorang tetangga yang pandai memanjat pohon akan mendapatkan tugas untuk mengambil janur dari pohonnya.
Hal ini pun dimanfaatkan untuk mengambil kelapa muda yang akan digunakan untuk minuman takjil saat berbuka.
Semua datang dan sama-sama membuat urung. Setelahnya kami bagi-bagi setiap orang maksimal mendapatkan 10 urung ketupat yang berukuran besar atau minta tambahan sesuai dengan kebutuhan jumlah keluarganya di rumah.
Ya, walaupun membuat urung ketupatnya belum benar-benar bisa, asal ikut berkumpul di sana, maka pulang dengan membawa urung ketupat yang siap diisi. Karena ketika hari H lebaran, rata-rata satu orang memakan satu ketupat per sekali makan.
Kegiatan ini sangat menyenangkan dan masih terjaga setiap tahunnya di desa kami.
Termasuk kali ini, sebentar lagi mudik dan saya sudah tidak sabar ingin turut serta membuat anyaman ketupat di depan rumah bersama ayah, ibu dan para tetangga. Sambil ngabuburit menunggu buka di hari-hari terakhir Ramadan.
Kalau pembaca, ada yang bisa juga membuat anyamannya juga? Agar lebaran nanti bisa berkreasi dan tidak harus beli.
Semoga bermanfaat.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran
Cerita Mudik
Suka Duka Menyiapkan Sajian Idul Fitri
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025