Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.
Strategi Menjawab Pertanyaan Waktu Lebaran
Momen Spesial
Momen lebaran memang khusus karena yang paling ditunggu adalah momen kumpul keluarga. Ketika bertemu kita akan meluapkan kekangenan dengan salaman dan dekapan hangat serta ada juga yang bagi bagi angpou. Biasanya lengkap juga dengan makan-makan. Untuk keluarga besar biasanya lengkap dengan anak cucu, bahkan cicit. Namun untuk keluarga dengan anggota keluarga inti yang kecil, biasanya suasananya belum seramai itu.
Nah sambil makan-makan biasanya akan ada perbincangan atau ngobrol-ngobrol. Biasanya dalam sesi ini ada banyak pertanyaan yang muncul dari anggota keluarga kepada kita. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya yang umumnya muncul dari orang yang lebih tua atau yang senior dalam keluarga besar. Pertanyaan-pertanyaan ini juga baisanya hadir karena informasi yang ada di keluarga kurang update, sehingga kadang pertanyaannya juga seperti pertanyaan yang ada bumbu rasa ingin tahu yang besar (inquisitive).
Positive Thinking
Yang penting dalam merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita perlu menanamkan positive thingking dalam menyikapi dan merespon pertanyaan-pertanyaan yang catang kepada kita. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Perhatian
Dengan pikiran positif, kita memandang anggota keluarga yang menanyakan pertanyaan sesungguhnya merupakan bentuk perhatian kepada kita. Ketika bertanya tentu anggota keluarga tersebut memiliki informasi awal yang ingin dia konfirmasi. Jadi diyakinkan sendiri bahwa pertanyaan merupakan perhatian yang kita syukuri, artinya yang bersangkutan ingat nama dan ingat apa yang ada pada kita.
2. Keinginan Membantu
Terlepas dari pertanyaan yang diajukan, umumnya anggota kelaurga kita itu siap membantu ketika jawaban dari pertanyaannya mengindikasikan bahwa kita memerlukan bantuan. Anggota keluarga senior biasanya memiliki jam terbang tinggi sehingga memiliki relasi yang banyak dan bisa dirujuk untuk bantuan yang bisa dia berikan.
3. Siap Mengulurkan Empati
Seseorang yang mengajukan pertanyaan juga umumnya adakah yang siap mengulurkan empati, jika jawaban yang dia dapatkan membuat sendu suasana atau tidak sesuai harapan dari target sebelumnya. Empati adalah sikap yang kita tunjukkan bahwa kita merasakan hal yang sama yang dirasakan lawan bicara kita. Jadi kalau jawaban kita menunjukkan bahwa apa yang diinginkan belum sesuai harapan, maka empati yang ditunjukkan akan membuat kita merasa terhibur dan tidak sendirian menghadapi situasi yang ada.
Cara menjawab
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada memerlukan strategi yaitu dengan positive thinking dan diksi yang tepat, namun dengan cara yang rileks. Diyakinkan bahwa pertanyaan perlu dijawab dengan anggapan bahwa yang tahu jawabannya adalah saya sendiri dan usahakan menjawan dengan optimisme.
Pertanyaan dan Jawaban Lucu
Beberapa pertanyaan yang biasanya ditanya dan cara menjawabnya adalah:
1. Kapan Nikah?
Nah ini biasanya paling sering ditanyakan kepada yang sudah usianya, namun belum menikah juga. Informasi belum menikah biasanya benar karena kalau sudah menikah, biasanya semua anggota keluarga tahu karena terundang atau diinformasikan. Meskipun demikian, ada saja yang tidak terinformasikan karena mungkin info tidak tersampaikan.
Dengan asumsi memang belum menikah, untuk pria bisa menjawab ,'wah masih nyari nyari sambil fokus kerja nih, kan harus selektif biar dapat yang solehah, cantik dan kereeen, nggak harus kayak bintang film sih ... tapi tetap okelah'
jika yang ditanya wanita bisa dijawab,' Wah, persaingan makin ketat nih om, tapi jangan khawatir sampai saat ini masih seleksi yang terbaik, terganteng dan tanggungjawab. Yang terbaik ya, mohon do'anya'
2. Kerja dimana dan gajinya bagaimana?
Ini pertanyaan seperti yang penuh selidik dan akan memberikan judgement. tapi dengan positive thinking kita menganggap bahwa ini adalah cerminan rasa ingin tahu dan ingin menolong jika diperlukan.
Nah untuk menjawabnya tentu kita harus menunjukkan optimisme dan rasa suka kita kepada pekerjaan kita. Karena pada akhirnya yang menghadapi kehidupan adalah kita sendiri. Lain halnya jika dia menawarkan pilihan yang lebih baik dan menawarkan bantuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Kita bisa menjawab,' sekarang saya kerja di PT/lembaga/Perusahaan..... sejauh ini sih saya okey dan imbalannya cukup untuk menenuhi kebutuhan saya.' Apabila anggota keluarga senior itu menawarkan tempat pekerjaan yang dalam kendalinya, kita bole menjawab .' wah makasih banyak om. kalau memang itu lebih baik dari pekerjaan saya sekarang, kenapa tidak, makasih ya Om'
3. Kok sekarang gendut ya?
Nah ini pertanyaan yang buat sakit hati kalau kita tidak berpikir positif. Kalau ini merupakan bentuk perhatian, maka patut kita syukuri bahwa dia memperhatikan kita.
Jika kita peduli dengan berat badan kita,' oh ya Om agak nambah nih berat badan. Ini sementara Om, percaya deh... ketemu lagi kita akan berbeda. Dan yang penting sekarangpun tetap cantik kaaan?'
Jika kita tidak terlalu perduli dengan berat badan kita, kita bisa menjawab,'Ah kan selera sih om, gini gini juga banyak yang naksir he he he.'
Penutup
Beragam pertanyaan akan muncul diwaktu lebaran pada saat kumpul keluarga. Yang penting adalah aspek aspek positive thinking yang perlu kita perkuat. Kita yakinkan diri bahwa yang bertanya punya niat 3 hal yaitu Memberi Perhatian; Keinginan Membantu dan Siap Mengulurkan Empati.
Dengan Positive Thinking apapun pertanyaannya siap menjawab dengan rileks, taktis da diksi yang normal dan air muka yang hangat dan ceria. Memang setiap orang akan menjawab dengan variasi yang banyak. Positive Thinking akan menghindarkan kita dari bersikap baperan atau mudah tersinggung dan cenderung bisa bersikap rileks. Selamat berlebaran.