DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Lainnya

Dalam mengarungi perjalanan dalam hidup ini, kadang kita menghadapai jalanan yang tidak mulus, dan ada saatnya kita jatuh. sabarlah sejenak, dan coba untuk bangun lagi. Namun apabila kita sudah bangun dan jatuh, jatuh, kembali jatuh, dan jatuh lagi. Maka segeralah tengok ke belakang dan katakan "siapa sih yang dorong-dorong dari tadi?" 😀

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Berkah Digital : Mengenang Ramadan di Masa Lalu Sambil Bersyukur pada Kemudahan Teknologi Saat ini

11 Maret 2024   15:24 Diperbarui: 13 Maret 2024   07:32 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kalangan umat Muslim, Momen Ramadhan adalah saat yang ditunggu, terutama saat sore menjelang Adzan Magrib.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Sebagai seorang Muslim di Indonesia, saya telah mengalami perubahan dramatis dalam cara menjalankan ibadah Ramadhan dibandingkan saat 30 tahun yang lalu.

Dulu, Ramadhan adalah masa di mana kami menghadapi berbagai kesulitan, terutama dalam hal akses informasi, komunikasi, dan perolehan bahan makanan. Namun, hari ini, berkat kemajuan teknologi, pengalaman Ramadan telah berubah secara drastis.

Melalui cerita perjalanan pribadi, saya ingin mengeksplorasi betapa pentingnya bersyukur atas kemudahan teknologi dalam menjalankan ibadah Ramadhan.

Pada masa itu, teknologi masih sangat terbatas. Akses informasi tentang waktu buka puasa, waktu imsak, dan berita tentang hari lebaran sangat sulit diperoleh. Kami harus bergantung pada jadwal yang ditempelkan di masjid atau informasi yang tersebar melalui mulut ke mulut.

Perbedaan permulaan Ramadhan antara golongan organisasi masyarakat Muslim sudah terjadi semenjak dulu. Pada masa itu, biasanya pada waktu menjelang hari pertama Ramadan kami menyembelih ayam untuk persiapan makan sahur dan buka puasa hari pertama. Ayam satu-satunya sudah kami eksekusi. Ternyata hasil pengumuman yang kami dapat pada malam harinya dari berita di radio, tidak jadi puasa pada hari tersebut. Akibatnya, daging ayam yang sudah dimasak  kami makan hari itu yang seharusnya dimakan saat makan sahur dan buka puasa hari pertama Ramadhan. Begitu juga sering terjadi pada saat setiap menjelang lebaran.

Komunikasi juga merupakan tantangan besar, karena telepon rumah saja masih langka, dan jaringan komunikasi sangat terbatas.

Ketika berbelanja untuk sahur dan berbuka puasa, kami harus ke pasar yang ada di kota yang jaraknya memakan waktu satu jam perjalanan, karena toko online atau supermarket modern waktu itu belum ada.

Dengan datangnya era teknologi modern, pengalaman Ramadan telah berubah secara signifikan. Sekarang, kami memiliki akses mudah ke informasi melalui internet dan aplikasi smartphone. Waktu shalat, waktu imsak, dan informasi terkait Ramadhan lainnya dapat diakses dengan cepat dan mudah.

Pada waktu itu, 30 tahun yang lalu, untuk bertukar informasi dengan keluarga jauh yang tinggal berbeda kota, kami hanya bisa saling berkirim surat dan sebagai hiburannya, kami bisa kirim pesan singkat melalui kartu atensi yang dibeli di radio lokal, dibaca oleh penyiar di dalam program acara “kirim-kirim salam”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun