Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)
Recovery dengan Amalan Ramadan untuk Wanita Pekerja
Dua tahun terakhir, barangkali bukan saya yang merasakan bahwa banyak penyesuaian yang perlu dilakukan untuk menjalankan ibadah. Ibadah salat malam di rumah saja, tidak banyak undangan berbuka puasa bersama, dan bahkan salat Idul Fitri pun pernah hanya dari rumah saja. Belum lagi cuti bersama di minggu sekitar hari Raya yang dihilangkan. Dua kali Ramadan yang agak berat. Untuk saya pribadi, Ramadan tahun ini seperti angin segar untuk recovery dari beratnya pandemi.
Ramadan kali ini, keinginan saya sederhana: mengerjakan amalan-amalan sesuai kemampuan saya, namun tentu berusaha lebih baik dari hari biasa, sehingga mendapatkan ketenangan jiwa, sesuatu yang rasanya begitu langka akhir-akhir ini. Recovery berarti pemulihan, pemulihan diri baik fisik dan secara emosi.
Seperti layaknya obat yang diperlukan untuk memulihkan diri ketika sakit, ibadah-ibadah Ramadan diperlukan umat Muslim untuk memulihkan dari ingar-bingar duniawi setahun belakangan. Setiap usia punya tantangannya sendiri-sendiri. Contohnya saya yang masuk ke usia produktif bekerja, diperlukan keahlian manajemen waktu dan manajemen energi untuk tetap fit menjalankan amalan Ramadan, tanpa melalaikan pekerjaan yang memberikan berkah sehari-hari. Barangkali beberapa tips berikut dapat membantu Anda yang juga senasib dengan saya:
1. Maksimalkan Niat dan Waktu Mengerjakan Amalan
Tilawah Quran bisa dibilang sebagai satu jenis ibadah yang populer untuk amalan Ramadan, mengingat Nuzulul Quran (turunnya ayat suci Al-Quran) juga terjadi di bulan Ramadan. Salat malam juga termasuk amalan yang utama pada bulan Ramadan, mengingat ada Malam Lailatul Qadar yang diidam-idamkan semua Muslim.
Tapi, oh tapi! Di siang hari Ramadan, pekerjaan seperti terus muncul. Rapat demi rapat meminta atensi. Beranjak sore, pulang bekerja lalu kita sibuk untuk mencari buka puasa. Betapa sibuknya dan betapa sedikit rasanya waktu yang tersisa untuk beribadah.
Mau tau kuncinya agar walaupun tetap banyak kegiatan, namun porsi amalan juga bertambah? sederhana, dengan kekuatan niat.
Seseorang bisa saja bekerja dengan tujuan hanya menjalankan tanggung jawabnya di perusahaan. Tapi akan sangat berbeda jika niat bekerja adalah untuk menjalankan amalan Ramadan. Dengan bekerja yang diniatkan untuk ibadah, pekerjaan akan lebih fokus, karena saat bekerja, kita tidak lagi memikirkan kapan waktunya bisa beribadah, sebab ya... kita sedang beribadah dengan pekerjaan itu sendiri.
2. Minimalkan Porsi Memasak Sahur dan Menyiapkan Berbuka
Buat pekerja merangkap ibu rumah tangga yang juga mengurus suami, salah satu hal yang memakan banyak waktu di kala Ramadan adalah memasak untuk sahur dan berbuka puasa. Hal ini sebetulnya bisa dimanfaatkan dengan meminimalkan waktu memasak, dengan tidak mengesampingkan gizi selama bulan Ramadan.
Caranya? Memasak besar di satu hari untuk beberapa hari ke depan. Misalnya, masak di hari Sabtu dan hari Minggu. Betul-betul kerasa deh Bun, banyaknya waktu yang bisa dihemat. Misalnya, ungkep satu ekor ayam, masukkan kulkas untuk lauk sahur atau berbuka puasa seminggu ke depan. Lumuri ikan dengan bumbu ikan dan simpan di kulkas, sehingga tinggal menggoreng ketika dibutuhkan.
Bahkan untuk hal-hal sekecil bumbu dapur, seperti cincangan bawang putih, bisa disiapkan di awal minggu dengan membacemnya di dalam larutan minyak. Ketika butuh menumis, tidak banyak lagi waktu yang diperlukan untuk menyiapkan bahan-bahan. Praktis dan tentunya amat menghemat waktu berharga untuk mengerjakan amalan Ramadan lainnya.
Perihal memasak ini, kembali lagi ke pilihan masing-masing. Jika dirasa terlalu sedikit waktu untuk memasak, tidak dosa juga kok untuk sesekali memesan makanan. Namun untuk saya pribadi, memasak sudah jadi bagian amalan Ramadan untuk recovery, terutama recovery keuangan keluarga yang cenderung akan mengeluarkan banyak pundi nanti di hari Raya, hehehe.
3. Recover Together, Recover Stronger
Slogan di atas saya contek dari semangat G20 yang presidensinya sedang dipegang Indonesia. Saya percaya hal ini bisa berlaku juga untuk amalan-amalan Ramadan. Misalnya saja, untuk amalan tilawah Quran. Jika melakukannya sendiri, barangkali akan sulit untuk mendisiplinkan diri. Namun dengan memiliki grup yang memiliki tujuan yang sama, hal ini akan lebih mudah dicapai.
Coba cek beberapa Rumah Quran yang membuka kesempatan untuk ikut mengkhatamkan 30 Juz, jika itu memang tujuan Anda. Ada beberapa jenis untuk ibadah ini, misal yang membuka untuk satu juz per hari, dua juz per hari (dua kali khatam), dan seterusnya. Ukur kemampuan diri agar tidak malah kelelahan dan mengabaikan tanggung jawab lainnya.
Selain amalan Habluminallah, Ramadan juga waktunya untuk memperbaiki hubungan antar manusia. Apabila Anda dalam kondisi berkecukupan, tengoklah tetangga kanan-kiri yang kira-kira nasibnya tidak sedang sebaik Anda. Bantulah mereka juga untuk recover bersama, sesederhana dengan membagi masakan buka puasa.
4. Manajemen Energi untuk Mencapai Recovery Terbaik
Banyak orang melakukan manajemen waktu, namun terkadang lupa melibatkan manajemen energi. Terkadang ada terlalu banyak yang kita ingin kerjakan, padahal barangkali energi tidak mencukupi. Efeknya agak menyebalkan, bisa jadi saat kita perlu melakukan tanggung jawab yang lain, malah kelelahan dan akhirnya menjadi lalai.
Untuk recovery dengan amalan Ramadan di tahun ini, cobalah untuk menetapkan apa yang memang ingin Anda tingkatkan dan menjadikan diri betul-betul lebih baik ketika Ramadan Usai. Tentukan tujuan Anda terlebih dahulu, dan buat skala prioritas. Ada banyak sekali amalan-amalan yang bisa dilakukan saat Ramadan, misalnya saja:
- menambah hafalan Quran satu juz
- berbagi makanan buka puasa untuk yang membutuhkan selama sebulan penuh
- mendapat ketenangan diri dengan Sholat malam lebih lama
- mendapat hidayah ilmu dengan menghadiri majelis ilmu setiap hari
- bersosialisasi dengan tetangga dengan rajin menghadiri Salat Tarawih setiap hari
- mengenal sosok Nabi Muhammad dengan menamatkan Sirah Nabawiyah
- dsb
Tujuan setiap orang pastinya berbeda di setiap Ramadan. Yang paling penting, kita tahu betul tujuan yang diinginkan, sehingga lebih mudah mengatur prioritas dan energi yang dibutuhkan untuk mengerjakan amalan tersebut. Ingatlah bahwa waktu dan energi manusia terbatas, untuk mendapatkan pemulihan di bulan Ramadan ini, tentukan satu tujuan saja yang dirasa paling penting dan paling Anda butuhkan saat ini.
Demikianlah sedikit berbagi dari saya yang juga masih penuh kekurangan dan perlu banyak belajar. Semoga di Ramadan kali ini, kita bisa menemukan pemulihan diri yang paling tepat untuk pribadi masing-masing.