Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)
Habib Ja'far Al-Hadar, Pendakwah Muda Pembawa Kesejukan Beragama
"Tersesat.. oh tersesat.. Bib mau tanya, kalau kita sengaja bernafas di dekat jenazah, apakah termasuk sifat sombong?"
"Bib, kalau nanti dajjal turun ke muka bumi dan punya banyak pengikut, apa nanti dia jadi centang biru?"
Pertanyaan-pertanyaan di atas cukup rentan membuat kita overthinking. Tidak mudah mendapatkan jawaban untuk pertanyaan macam tersebut yang jarang sekali berani ditanyakan orang awam kepada seorang pendakwah. Ngapain coba nanya kayak gitu?
Tapi lama-kelamaan bisa juga jadi bahan berpikir. Lho iya juga ya, sombong kan artinya memamerkan yang masih kita miliki kepada orang lain yang kekurangan. Apa iya lalu perkara bernafas tersebut bisa jadi sombong? Oh betul juga ya, apa jangan-jangan dajjal sudah turun di bumi dan sebentar lagi kiamat, kalau sudah bertebaran akun centang biru di media sosial, tapi kita nggak sadar kalau itu dajjal? Overthinking.
Mari berkenalan dengan sosok Husein Ja'far Al Hadar. Sosok pendakwah ini beberapa tahun terakhir cukup aktif di kanal youtube maupun di televisi. Akrab dipanggil dengan Habib Husein, dirinya kerap berdakwah untuk anak-anak muda, usia-usia yang biasanya punya sejuta bahan overthinking namun jarang mendapatkan jawaban yang dibutuhkan, alih-alih malah dimarahi karena mengajukan pertanyaan yang dianggap kurang penting.
Berdakwah untuk anak muda, Habib juga begitu pandai menempatkan diri dengan memakai pakaian yang biasa saja (seringkali memakai kaus dan jeans). Membuatnya lebih terasa dekat dengan orang-orang biasa.
Debut Pemuda Tersesat
Awal-awal mengenal Habib Husein, saya banyak menonton videonya di kanal Youtube. Beberapa waktu silam, Habib Husein sempat membuat akun dakwah berkolaborasi dengan Tretan Muslim, kawannya yang dulu pernah mengenyam pendidikan pesantren dan Coki Pardede, seorang yang selama ini dikenal ateis.
Video-video pemuda tersesat cukup menarik, karena menjawab pertanyaan-pertanyaan 'nyeleneh' seperti di atas. Tretan sering berperan sebagai sosok malaikat duduk di samping Habib, dan Coki cosplay sebagai sosok setan duduk di kiri Habib. Walaupun awalnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan audience cukup nyeleneh, ditambah dipanas-panasi oleh Coki yang juga menambah pertanyaan jadi semakin berbelit, menariknya Habib Husein selalu bisa menjawabnya dengan santun tanpa mengecilkan si penanya.
Rasanya, sejauh pengalaman saya mengaji, belum pernah ada seorang pendakwah yang bisa-bisanya berkolaborasi dengan seorang ateis saat sedang berdakwah. Tutur kata sang Habib begitu mengalir dan menjawab pertanyaan selalu dengan tenang dan kepala dingin, sehingga penonton berani berpikir dan berani mempertanyakan kembali apa-apa yang membuat pikiran tentang agama bertambah.
Junjung Tinggi Nilai Toleransi Terhadap Agama Selain Islam
Salah satu yang saya perhatikan setelah banyak mengikuti kajian Habib Husein adalah dirinya yang menjunjung tinggi nilai cinta dan toleransi terhadap agama lain. Melalui dialog-dialog panjang dan berisi, pendengarnya diajak juga untuk berpikir. Cukup banyak juga kolaborasi dialog dengan tokoh agama selain Islam yang bahkan juga menjadi teman akrab Habib.