Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

The Eye

13 April 2022   14:19 Diperbarui: 13 April 2022   14:36 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Eye
Koleksi pribadi

Dari apa yang diajarkan dalam Al-Qur'an kita bisa mengetahui bila selain mata yang terhubung ke otak, ada juga mata yang terhubung ke hati. Inilah mata hati atau mata rohani. Ia ada dalam dada setiap kita. Ia bisa melihat apa yang mata kita tidak bisa melihatnya. Mata rohani memiliki kemampuan jauh di atas otak kita dalam mengindera. Sebagaimana tergambar saat mengisahkan keistimewaan surga, Allah SWT dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra menyatakan:

"Aku (Allah) telah menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh suatu balasan (surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di dalam hati." (HR Bukhari)

Untuk tujuan ini pula kita wajib mengalami kematian yang adalah nama lain dari memberikan kesempatan kepada mata rohani kita untuk dapat melihatnya dengan lebih leluasa. Sebab selama hidup ini, roh kita terbatasi dan terperangkap dalam raga kasar ini.

Satu hikmah dari adanya mata rohani ini adalah Sang Pencipta berkenan untuk menampakkan Diri kepada hamba-hamba-Nya secara lebih terbuka di Hari Keabadiaan kelak namun dengan mensyaratkan adanya kematian yang harus mereka jalani.

Sebuah Jendela Bernama Mata

Berbicara tentang mata tentu tidak lengkap tanpa mengulas mata sebagai jendela hati. Ya, mata adalah jendela hati. Menjaga mata semakna dengan menjaga privasi rumah hatinya. Dan, kalaupun jendela itu harus terbuka, maka pastikan yang nampak di baliknya mesti yang terbaik. Untuk alasan ini Islam menekankan pentingnya menjaga pandangan. Istilah yang populer kita kenal adalah ghadhul bashar. Pemeliharaan pandangan akan menjadikan kita terjaga dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin tertransmisikan lewat padangan mata. 

Saya akan mencoba untuk menilik sebuah korelasi antara metamata dan mata sebagai jendela hati dengan konsep ihsan sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah saw..

Dalam sebuah riwayat yang masyhur dikisahkan bahwa Rasulullah saw yang tengah duduk-duduk bersama para sahabat. Lalu Jibril datang dan menanyakan tentang Islam, Iman dan Ihsan. Saya akan kutipkan pada bagian ihsannya saja:

Jibril berkata: "Apakah ihsan itu?"

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu."   

Inilah puncak dari ekspresi metamata yang secara umum diajarkan oleh Islam kepada para penganutnya. Dan inilah jendela terindah dari keberagamaan menurut Islam. Darinya tampak keindahan demi keindahan khazanah kerohanian Islam sebagai Khatamul Adyan (Agama yang Terbaik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun