Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pagi Berteka-teki

21 April 2022   10:23 Diperbarui: 21 April 2022   13:08 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak bisa memastikan keaslian cerita ini. Teramat banyak kisah kejeniusan yang berbalut kejenakaan dinisbahkan kepada sosok legendaris Abu Nawas. Sejatinya Abu Nawas adalah sosok yang benar-benar ada. Beberapa sumber menyebutnya sebagai pujangga Arab sekaligus sufi yang hidup antara tahun 756-814 M. 

Sifat nyentrik dan parodiknya telah menjadikan ia simbol dari kejenakaan. Bahkan, saat bersyair sendu dengan judul Al-I'tiraf (Pengakuan) ia masih menyisipkan kejenakaan.

Ilaahi lastu lil-firdausi ahlan, walaa aqwa 'ala naaril-jahiimi. Ya, Tuhanku hamba memang tidak layak atas Firdaus-Mu, namun hamba juga tak akan tahan atas api neraka-Mu. Begitulah Abu Nawas. Ia 'bermanja-manja' dan 'berjenaka' dengan Tuhan-nya dalam I'tiraf-nya. Abu Nawas atau Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami adalah antitesis bagi wajah kaku, muram dan tidak humanis dalam beragama.     

Salah satu kisah yang dinisbahkan kepada Abu Nawas adalah tentang tiga orang yang menghadap kepada khalifah Harun Al-Rasyid untuk minta putusan atas perkara mereka.

"Begini baginda, saya, Ahmad, mempunyai dua ekor kambing betina, Zulfikar mempunyai seekor kambing jantan, sedangkan Zubair tidak mempunyai kambing. Karena itulah Zubair yang setiap hari harus bekerja menggembalakan kambing. 

Apabila ketiga kambing itu beranak pinak, maka pembagian keuntungannya juga telah kami sepakati, yakni saya mendapat separuh dari jumlah kambing, Zulfikar memperoleh sepertiga dari jumlah kambing, sedangkan Zubair yang menggembala dan merawat yang mendapat bagian seperdelapannya," terang Ahmad, sebagaimana saya kutip dari tulisan Nur Romdlon, Kecerdikan Abu Nawas selesaikan persoalan pembagian kambing.

Konon, jumlah kambing hasil ternak bersamannya tersebut berjumlah 23. Tentu tidak mudah untuk membagi 23 ekor kambing dengan porsi pembagian tertentu sebagaimana disebutkan Ahmad.

Adalah Abu Nawas yang harus menyelesaikannya. Dan kembali ia bisa menyelesaikan kasus pelik tersebut.

"Tolong bawakan kambing itu masuk semuanya!" pintanya kepada ketiga orang tadi. "Izinkan saya meminjam kambing Baginda, seekor saja!" kata Abu Nawas kepada Harun Al-Rasyid.

"Nah, sekarang saatnya saya akan membagi kambing tersebut sesuai dengan porsi kalian saat perjanjian!" kata Abu Nawas setelah menambahkan kambing milik Harun al Rasyid.

"Ahmad yang berhak memperoleh separuh kambing, maka boleh mengambil 12 ekor. Sedangkan engkau Zulfikar yang memperoleh bagian sepertiganya, maka boleh mengambil delapan ekor!" kata Abu Nawas memerintahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun