Rabi'ah al-Adawiyah: Ia yang Hanya Ingin Menyinta
Konon, menurut Fariduddin Attar, ayahnya Rabi'ah melakukan apa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw di dalam mimpinya. Ia bahkan mendapatkan 2000 dinar dari sang gubernur.
Itulah sekilas perjalan awal kehadiran sosok sufi wanita yang kemudian menginspirasi sufi-sufi besar sekaliber Ibnu Arabi, Al-Ghazali dan Rumi.
Ia yang Bermanja dengan Tuhan
Rabi'ah bermaksud untuk menunaikan ibadah Haji. Saat di perjalanan, di tengah-tengah gurun yang tandus keledainya mati. "Duhai Tuhan," ia menangis sambil menengadahkan kepalanya, "Apakah para raja begini memperlakukan seorang perempuan di tempat asing sementara ia tiada berdaya? Engkau telah mengundang hamba mengunjungi rumah Engkau, kemudian di tengah perjalanan Engkau mencabut nyawa keledai hamba, meninggalkan hamba sendiri di tengah gurun." (Tadhkirat al-Auliya', diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A. J. Arberry, Omphaloskepsis: Iowa, 2000, Hal. 33)
Belum kunjung ia menyelesaikan doanya ini, keledainya bergerak dan bangkit kembali. Rabi'ah pun memuatkan perbekalannya ke punggung si keledai tadi dan melanjutkan perjalanan.
Dalam perjalanan selanjutnya, dalam kelelahan ia berhenti dan berdoa:
"Duhai Tuhan," ia berkata, "hati hamba lelah. Ke manakah gerangan hamba akan menuju? Hamba segumpaI tanah liat, sementara rumah Engkau adalah batu! Hamba ingin Engkau di sini [bersama hamba]."
Tuhan berfirman tanpa perantara dalam hatinya.
"Rabi'ah, engkau setara 18 ribu kehidupan dunia. Tidakkah engkau mengetahui bagaimana Musa berdoa untuk penampakan-Ku? Dan aku menampakan beberapa zarah penampakan[-Ku] di atas gunung, dan gunung tersebut terbelah menjadi 40 pecahan. Cukuplah di sini dengan nama-Ku!" (Ibid, Hal. 33-34)
Madzhab Mahabbah (Cinta)
Rabi'ah dikenal sebagai pendiri aliran mahabbah (cinta) dalam dunia tasawuf. Kecintaan kepada Tuhan menjadi poros utama kesufiannya. Dikisahkan Rabi'ah gemar membawa obor di tangan kiri dan guci berisi air di tangan kanannya. Saat ditanya mengapa melakukan itu, Rabi'ah menjawab bahwa dengan obor ia ingin membakar sorga agar orang-orang tidak menyembah Allah demi sorganya; adapun dengan air, ia ingin memadamkan api neraka agar orang-orang tidak menyembah Allah karena takut akan neraka-Nya. Rabi'ah ingin kita mencintai Allah demi alasan Allah itu Sendiri. Tidak ada selainnya.