Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rabi'ah al-Adawiyah: Ia yang Hanya Ingin Menyinta

30 April 2022   18:41 Diperbarui: 30 April 2022   20:02 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rabi'ah al-Adawiyah: Ia yang Hanya Ingin Menyinta
Gambar Rabi'ah al-Adawiyah (sumber: https://islami.co

Konon, menurut Fariduddin Attar, ayahnya Rabi'ah melakukan apa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw di dalam mimpinya. Ia bahkan mendapatkan 2000 dinar dari sang gubernur.

Itulah sekilas perjalan awal kehadiran sosok sufi wanita yang kemudian menginspirasi sufi-sufi besar sekaliber Ibnu Arabi, Al-Ghazali dan Rumi.

Ia yang Bermanja dengan Tuhan

Rabi'ah bermaksud untuk menunaikan ibadah Haji. Saat di perjalanan, di tengah-tengah gurun yang tandus keledainya mati. "Duhai Tuhan," ia menangis sambil menengadahkan kepalanya, "Apakah para raja begini memperlakukan seorang perempuan di tempat asing sementara ia tiada berdaya? Engkau telah mengundang hamba mengunjungi rumah Engkau, kemudian di tengah perjalanan Engkau mencabut nyawa keledai hamba, meninggalkan hamba sendiri di tengah gurun." (Tadhkirat al-Auliya', diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A. J. Arberry, Omphaloskepsis: Iowa, 2000, Hal. 33)

Belum kunjung ia menyelesaikan doanya ini, keledainya bergerak dan bangkit kembali. Rabi'ah pun memuatkan perbekalannya ke punggung si keledai tadi dan melanjutkan perjalanan.

Dalam perjalanan selanjutnya, dalam kelelahan ia berhenti dan berdoa:

"Duhai Tuhan," ia berkata, "hati hamba lelah. Ke manakah gerangan hamba akan menuju? Hamba segumpaI tanah liat, sementara rumah Engkau adalah batu! Hamba ingin Engkau di sini [bersama hamba]."

Tuhan berfirman tanpa perantara dalam hatinya.

"Rabi'ah, engkau setara 18 ribu kehidupan dunia. Tidakkah engkau mengetahui bagaimana Musa berdoa untuk penampakan-Ku? Dan aku menampakan beberapa zarah penampakan[-Ku] di atas gunung, dan gunung tersebut terbelah menjadi 40 pecahan. Cukuplah di sini dengan nama-Ku!" (Ibid, Hal. 33-34)

Madzhab Mahabbah (Cinta)

Rabi'ah dikenal sebagai pendiri aliran mahabbah (cinta) dalam dunia tasawuf. Kecintaan kepada Tuhan menjadi poros utama kesufiannya. Dikisahkan Rabi'ah gemar membawa obor di tangan kiri dan guci berisi air di tangan kanannya. Saat ditanya mengapa melakukan itu, Rabi'ah menjawab bahwa dengan obor ia ingin membakar sorga agar orang-orang tidak menyembah Allah demi sorganya; adapun dengan air, ia ingin memadamkan api neraka agar orang-orang tidak menyembah Allah karena takut akan neraka-Nya. Rabi'ah ingin kita mencintai Allah demi alasan Allah itu Sendiri. Tidak ada selainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun