Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dia (Kita) yang Bukan Dirinya (Kita)

19 Maret 2024   07:16 Diperbarui: 19 Maret 2024   07:23 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dia (Kita) yang Bukan Dirinya (Kita)
Seorang lelaki di hadapan perubahan https://t.co/N6Lu2kpe9y" / X

Atas dasar pertimbangan itu, Yanes menajuki tulisannya The Cosmographer Who Unknowingly Gave His Name to the Americas, by Mistake bahwa penamaan Amerika yang mengabadikan nama Amerigo Vespucci (1454-1512) asal Florence, Italia bukanlah sesuatu yang tepat dan layak dirayakan.

Foto yang saya temukan lewat cuitan akun Twitter (sekarang, X) saat jeda sahur dan subuh tadi, menggoda tanya apakah Asia, Eropa, Afrika dan Australia mengalami hal yang sama?

Kata Asia, tulis George Adelman dalam Where Did Asia Get Its Name?, pada awalnya merupakan konsep dari bangsa Yunani pada tahun 440 SM. Dipercaya bahwa nama ini mungkin berasal dari kata 'asu', yang berarti timur. Pertama kali disebut sebagai Anatolia dalam Herodotus; namun, nama ini juga digunakan jauh sebelum itu, tetapi tidak untuk seluruh benua. Anatolia adalah nama tanah di sisi timur Laut Aegea. Kata dalam bahasa Inggris berasal dari literatur Latin, di mana kata ini disebut sebagai Asia. Namun, sumber utama dari kata ini masih belum pasti. Menurut data sejarah, Asia, Eropa, dan Libya adalah nama-nama ratu Yunani.

"Ada cerita menarik lainnya tentang nama 'Asia'. Asia dan Eropa terletak di sebelah timur dan barat Mesopotamia. Jadi, menurut bahasa Akkadia di Mesopotamia, tanah di sisi timur diberi nama 'Asia', yang berarti matahari terbit, dan tanah di sisi barat disebut 'Erebu', yang berarti matahari terbenam. Nama-nama ini langsung populer dan menyebar ke seluruh dunia," tambah Adelmen sembari menyitir asal nama Eropa.

Sakarang Afika. Kinisha C. dalam Alkebulan: The Original Name for Africa menulis:

"Salah satu aliran pemikiran berpendapat bahwa Afrika pada awalnya disebut sebagai Alkebulan oleh masyarakatnya, jauh sebelum nama Afrika muncul. Alkebulan adalah istilah asli yang tidak diberikan kepada orang Afrika oleh orang Eropa.

Dalam buku Kemetic History of Afrika, sejarawan ternama Senegal, almarhum Dr. Cheikh Anta Diop, menyatakan bahwa nama kuno Afrika adalah Alkebu-lan, yang berarti 'ibu dari umat manusia' atau 'taman eden'. Nama Alkebulan, tulisnya, digunakan oleh orang Moor, Nubia, Ethiopia dan penduduk asli lainnya. Teori ini selaras dengan teks-teks Kemetic (salah satu agama asal Mesir) dan Ethiopia yang mengurapi Afrika sebagai asal mula penciptaan."

Para ahli lainnya juga, menurut Kinisha, ada yang berteori bahwa etimologi Afrika berasal dari bahasa Arab, Romawi, Latin dan Yunani:

"Teori Arab mengasumsikan kata Arab firq atau friq, yang berarti memisahkan, membagi, atau menaklukkan, adalah akar dari kata Afrika. Hal ini memberikan dasar bahasa Arab pada etimologi Afrika.

Studi lain tentang etimologi Afrika berteori bahwa pengejaan dan kepopuleran Afrika berasal dari bangsa Romawi yang menaklukkan wilayah yang sekarang disebut Tunisia modern, dan mengidentifikasi benua ini sebagai Africa terra (bentuk feminin dari Africus, yaitu dewa mitologi Romawi), yang berarti tanah suku Afrika Utara, Afri.

Teori etimologi Afrika lainnya menyatakan bahwa asal mula pengejaan Afrika berasal dari kata Latin Afer, yang berarti hitam atau gelap, dan Aprica, yang berarti cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun