Gobin Dd
Gobin Dd Buruh

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sebab Puasa Jadi Membebankan dan Langkah Antisipasi

30 Maret 2023   09:54 Diperbarui: 30 Maret 2023   10:02 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebab Puasa Jadi Membebankan dan Langkah Antisipasi
Ilustrasi berpuasa. Foto: iStockphoto/yanik88 via Kompas.com

Kegagalan berpuasa kerap kali berhubungan dengan pola pikir. Pola pikir nampak ketika kita terlalu melihat berpuasa sebagai aturan agama yang membebankan dan menantang. Sebelum kita berpuasa, kita sudah memikirkan situasi rumit yang terjadi selama rentang waktu tertentu. 

Pikiran itu tentu saja menyiksa. Satu hari berpuasa seperti cambuk yang sangat berat. Apabila pola pikir ini tak dilenyapkan, jadinya berpuasa menjadi praktik yang membebankan daripada yang membebaskan dan menyehatkan raga dan jiwa. 

Pola pikir lain juga saat kita berbuka puasa. Kita makan dan minum selahap-lahapnya seolah itu merupakan kesempatan terakhir kita makan. Padahal, secara kesehatan makan dan minum banyak secara tiba-tiba bisa ikut mempengaruhi kerja organ dalam kita. 

Bagaimana pun, organ fisik kita perlu menyesuaikan diri dengan siklus yang terjadi. Tak bisa dipaksakan dengan makan dan minum sekenyang-kenyangnya. Kita perlu kontrol diri dengan mengonsumsi sesuai kebutuhan dan kondisi fisik dalam menghadapi masa puasa. 

Lebih jauh, kita perlu membangun pola pikir yang positif untuk berpuasa. Misalnya, sewaktu memulai berpuasa, kita menjalankan aktivitas sebagaimana adanya, tanpa terbebankan faktor puasa yang sementara dijalankan. Kita sekiranya tak menghitung waktu antara tutup dan buka puasa. Melihat jam dan memikirkan waktu untuk membuka puasa kerap kali membebankan. 

Beban pikiran itu seperti bagaimana ketika menghadapi rasa lapar, efek lapar untuk kesehatan lambung, dan juga memikirkan kelamahan diri karena lapar. Padahal, faktor pikiran yang membebankan itu pula bisa mempengaruhi kondisi fisik kita. 

Langkah pertama, kita perlu membangun pola pikir. Berpuasa merupakan aktivitas yang menyehatkan jiwa dan raga, bukannya hal yang membebankan. 

Jalani secara normal untuk kontrol diri. Bersikap tenang menjalani aktivitas harian, tanpa terpaku pada pikiran negatif atau juga tentang apa yang mau dimakan saat buka puasa. 

Selain itu, dalam rentang waktu berpuasa, kita perlu melakukan hal-hal yang bermakna, seperti mengisi waktu untuk berdoa, berbagi kasih dengan sesama, hingga berupaya melakukan hal-hal yang mempertebal makna dari berpuasa. 

Salam

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun