Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |
4 Kemampuan dalam Kecerdasan Emosi
Betapa indah jika kamu dan dia yang sempat bermarahan, kemudian dapat saling bermaafan satu sama lain. Bukan hanya di hari Idul FItri dan lebaran, tapi pada dasarnya setiap manusia punya potensi untuk saling memberi maaf kepada orang lain. Sebab, hal ini berkaitan dengan kecerdasan seorang manusia.
Dalam kajian psikologi, ada konsep mengenai kecerdasan emosi yang menjelaskan bahwa kemampuan untuk mengelola emosi (emotion management skill) merupakan komponen tertinggi dari kecerdasan ini. Kecerdasan tersebut akan berujung pada keadaan kita untuk mampu memaafkan orang lain.
Konsep ini dikembangkan dan dicetuskan oleh sejumlah nama antara lain Mayer, Salovey, & Caruso, di tahun 2004. Terdapat 4 skill atau kemampuan dalam kecerdasan emosi yang akan berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memaafkan. Kecerdasan emosi tersebut terdiri yaitu mengenali, mengasimilasi, memahami, dan meregulasi emosi.
1. Mengenali emosi: kemampuan untuk mengidentifikasi emosi yang muncul baik dalam diri sendiri maupun orang lain.
Kemampuan pertama yaitu mengenali emosi atau dikenal dengan istilah "Perceiving and identifying". Dalam hal ini, kita mengenali perasaan diri sendiri dan juga orang lain. Ya, kita mampu berempati. Contoh dari kemampuan untuk mengenali emosi pada diri sendiri dan orang lain adalah saat kita dapat memperhatikan tanda-tanda emosi yang tampak misalnya ekspresi wajah, nada suara, dan gerak tubuh.
Sebagai contoh, ketika kita mampu mengidentifikasi perasaan marah pada orang lain misalnya, maka kita dapat dapat memahaminya. Kita juga dapat mengidentifikasi perasaan diri sendiri ketika marah, sehingga kita tidak mengambil keputusan dengan cepat sebab kita telah menyadarinya.
2. Mangasimilasi emosi, kemampuan untuk menyesuaikan emosi untuk memperbaiki pemikiran dan tindakan
Kemampuan kedua yaitu mengasimilasi emosi atau yang disebut juga dengan istilah "facilitation". Kemampuan ini terjadi ketika kita mampu menyesuaikan emosi yang kita rasakan untuk digunakan pada tindakan yang tepat. Kemampuan ini adalah cara kita memilih emosi yang posisit yang ada pada diri kita.
Misalnya, ketika kita sedang putus cinta dan merasakan marah atau kesal kita dapat mengesampingkan emosi tersebut. Kita mampu menggunakan emosi kita menjadi perasaan positif seperti semangat dan antusiasme untuk bekerja atau berkarya.
Jika kita punya skill asimilasi emosi, maka rasa marah dan kekecewaan dapat kita olah menjadi bahan bakar untuk produktivitas kerja kita. Kita tidak menjadi down dan terpuruk dalam kesedihan. Kita dapat menulis puisi atau pun novel atau mengalihkan kepada pekerjaan lainnya yang membuat rasa sedih kita berubah menjadi emosi positif.
3. Memahami emosi, kemampuan memahami perbedaan antara jenis-jenis emosi dan bagaimana emosi tersebut mempengaruhi kita
Kemampuan ketiga yaitu memahami emosi. Hal ini terjadi ketika kita telah memahami perbedaan kompleksitas emosi yang kita rasakan. Kita sudah mampu menganalisis banyak perasaan seperti kesedihan, marah, dan kecemasan, serta memahami bagaimana emosi tersebut mempengaruhi tindakan kita.
Misalnya, ketika kita sedang marah dan kita mampu memahami penyebab serta dampak buruknya bagi kita, maka kita mampu mengambil jarak dari rasa marah tersebut dengan mudah. Sehingga kita akan berupaya berpikir jernih dan mencari jalan keluar untuk perasaan negatif tersebut.
4. Meregulasi emosi, kemampuan untuk mengelola dan mengatur emosi untuk menyeimbangkan tindakan
Kemampuan yang keempat yaitu kemampuan untuk mengelola dan mengatur emosi atau yang dikenal juga dengan istilah managing dan regulation. Kemampuan ini terjadi ketika kita dapat mengontrol emosi agar tidak mempengaruhi tindakan kita.
Pada kemampuan ini, kita dapat dengan mudah mengendalikan kemarahannya dan berbicara dengan tenang dalam situasi konflik sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan lebih efektif. Kemampuan ini menjadi andalan bagi kita secara otomatis tidak terdampak oleh rasa marah sehingga memaafkan orang lain sangatlah mudah.
Beberapa penelitian populer di dalam kajian psikologi telah mendeskripsikan, bahwa kecerdasan emosi yang terdiri dari empat kemampuan tersebut menunjukan korelasi dengan keputusan seseorang untuk memaafkan orang lain. Oleh karena itu, jika kita masih sulit memaafkan orang lain maka empat skill tersebut perlu kita pelajari lebih dalam.
Marendra Agung J.W
April 2023.
Sumber konsep dapat dibaca di:
Ni Made Taganing K, Memaafkan: Kaitannya dengan Empati dan Pengolaan Emosi, Proceeding PESAT (Psikologi, ekonomi, Sastra, Arsitektur, &Sipil) Vol. 3 Oktober 2009