DS Anwar
DS Anwar Guru

Menulis untuk berbagi dan bercerita. Sering memandang langit di malam hari sekadar untuk bertasbih, mengagumi benda yang bertebaran di langit, rembulan dan bintang-bintang-Nya.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

TETAP SEHAT DENGAN MENU TRADISIONAL DAN MENU MODERN DALAM SAHUR RAMADAN

13 Mei 2019   23:52 Diperbarui: 14 Mei 2019   00:01 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TETAP SEHAT DENGAN MENU TRADISIONAL DAN MENU MODERN DALAM SAHUR RAMADAN
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam berpuasa menyantap menu sahur merupakan sebuah keharusan. Selain untuk kesehatan, sahur juga merupakan satu hal yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika melakukan ibadah puasa. Berdasarkan beberapa keterangan, dalam menikmati santap sahur maupun Rasulullah berbuka dengan memakan buah kurma yang berjumlah ganjil, dan air minum secukupnya. Karenanya saat bulan Ramadan kurma menjadi makanan khas yang selalu tersaji hampir di setiap rumah yang menjalan ibadah puasa.

Jika membahas menu berbuka puasa maupun menu sahur di setiap negara bisa dipastikan berbeda-beda. Demikian pula di Indonesia. Negara yang memiliki beragam adat dan budaya, maka sajian sahur maupun berbuka tentulah beraneka ragam.

Dalam menyajikan dan menyantap menu berbuka tentu saja hampir semua bersemangat karena telah seharian sejak pagi hingga petang (kurang lebih 12 jam) menahan lapar dan dahaga. Selain itu saat mengolah menu berbuka hingga menyajikannya tentu meiliki waktu yang lebih leluasa.

Berbeda dengan saat menyantap menu sahur. Berbagai rintangan tentu dihadapi ketika menghadapi hidangan santap sahur. Selain waktu untuk memasak dan menyajikan menunya tidak seleluasa waktu berbuka, keadaan kantu pun kadang membuat selera menyantap makan sahur sangat mempengaruhi. Selain rasa kantuk yang menyerang terkadang perut masih terasa kenyang, atau memang tidak berselera dengan menu yang tersaji.

Saat bersahur memang benar benar diuji dengan keikhlasan. Orang dewasa bisa saja melawan rasa kantuk dan badmood untuk menyantap menu sahur, namun bagaimana dengan anak-anak yang masih belajar berpuasa? Hal ini tentu harus disiasati oleh para orang tua. Tidak sedikit orangtua yang membujuk dengan berbagai cara agar anak tercintanya lulus dalam puasa sebulan, dan tentunya bersemangat ketika bersahur.

Untuk anak-anak menu sahur biasanya sayur sederhana seperti sayuran bekuah. Misalnya sayur tetelan daging sapi+tahu, sayur kacang merah, atau sayur bayam plus jagung manis. Yang penting menu berkuah.

Atau bisa dengan membuat makanan agak modern tapi praktis dalam membuatnya  yaitu pancake/kue panekuk yang konon sudah ada sejak masa peradaban Romawi Kuno. Untuk menjaga agar tidak terburu-buru seandainya bangunnya agak telat/mendekati waktu imsak maka semua bahan biasanya disiapkan setelah shalat tarawih atau sebelum tidur.

Menu pancake dapat disajikan dengan aneka toping seperti krim cokelat atau ceres, madu, parutan keju atau selai/jam. Karena terkadang anak-anak muncul badmood saat sahur. Sementara menu sahur diusahakan asupannya seimbang atau cukup untuk menjaga kebugaran tubuh di siang hari. Apalagi saat ini anak sekolah sedang menghadapi Penilaian Akhir Tahun (PAT) tahun ajaran 2018/2019 sekarang ini.  

Untuk minuman saat sahur, anak-anak terkadang suka segelas susu, air mineral atau teh hangat tidak memakai gula. Sementara orangtuanya cukup mengikuti selera anak-anak atau terkadang membuat infused water kurma/nabeez.

Berikut beberapa menu sahur yang praktis dan mudah untuk sahur.

SAYUR KACANG MERAH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun