Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Guru

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Game Keluarga di Hari Lebaran untuk Mendapatkan Uang Termasuk Judi?!

9 April 2024   16:17 Diperbarui: 9 April 2024   16:29 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Game Keluarga di Hari Lebaran untuk Mendapatkan Uang Termasuk Judi?!
Ilustrasi Keceriaan memainkan game keluarga untuk Uang saku di lebaran. Sumber gambar dokumen pribadi

Jika ada pertanyaan keras seperti di atas tersebut, spontan Anda akan menjawab tanpa ragu, bahwa kegiatan permainan keluarga itu bukanlah dianggap atau termasuk satu bentuk dari permainan judi dan saya juga sependapat dengan Anda semua.

Masalahnya dimana?

Begini, saat mencermati adanya beberapa narasi yang mencuat dengan adanya pemberian uang dengan bermain game keluarga di saat hari lebaran di mana banyak anggota keluarga besar yang berkumpul dan membuat suasana menjadi penuh keceriaan, khususnya di wajah anak-anak dianggap sebagai satu bentuk judi oleh orang lainnya.

Momen di lebaran itu, biasanya mereka yang sudah dewasa dan bekerja, pasti akan memberikan amplop yang berisi uang saku lebaran kepada adik yang masih sekolah, keponakan atau cucu serta anggota keluarga lainnya setelah acara sungkeman kepada orang tua dan kemudian saling bermaaf-maafan.

Nah, dewasa ini ada banyak permainan yang bervariasi dalam keluaraga besar agar suasana lebaran menjadi seru dan penuh kenangan, yaitu mengadakan suatu permainan pada anggota keluarga, seperti menebak foto masa kecil, menebak amplop berisi uang, bermain menebak kata-kata  atau teka-teki serta bisa juga permainan saling berpantun.

Untuk pemenangnya, mereka akan mendapatkan door prize atau hadiah amplop berisi nominal uang. Pada narasi ini, banyak yang langsung menghakimi bahwa kegiatan tersebut termasuk judi.

Memangnya judi itu apa sih!?

Bila dianggap sebagai definisi seriusnya, itu adalah sebuah permainan di mana para pemain saling bertaruh uang atau barang pada satu pilihan sebelum pilihan dibuat. Selanjutnya, mereka yang kalah harus membayar uang atau barang taruhannya kepada si pemenang setelah pilihan ditentukan.

Kembali kepada konteks game atau permainan keluarga, adakah klausa taruhan atau kalah harus membayar dan pemenang mengambil dari yang kalah? Jika tidak ada, artinya kegiatan game keluarga itu bukanlah jenis judi.

Itu adalah bentuk pemberian hadiah berupa uang atau barang kepada anggota keluarga atau orang lain sekalipun tanpa meminta imbalan yang lebih besar secara kualitas dan kuantitas.

Jadi narasi bermain game keluarga dengan memberikan hadiah uang pada konteks di momen hari lebaran, adalah hal yang biasa saja dan tidak perlu didramtisir antara halal dan haramnya. Silakan saja dan lanjutkan kegiatan yang termasuk positif dalam berinteraksi dan membangun komunikasi antar anggota keluarga besar Anda.

Bagaimana dengan keluarga saya?

Jelaslah, setiap hari lebaran kedua semua akan memberikan amplop berisi uang yang sudah disiapkan kepada setiap anak-anak, keponakan atau mereka yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Mereka dengan kategori tersebut yang berhak mendapatkan uang saku dan tidak bagi yang sudah bekerja atau berumah tangga.

Aturan permainannya bagaimana?

Pertama, Semua jenis ukuran dan warna amplop dari para orang dewasa dalam keluarga tersebut harus dikumpulkan menjadi satu terlebih dulu, baru kemudian setiap amplopnya sudah direkatkan atau diberi seutas benar panjang dan selanjutnya dikumpulkan untuk dicampur.

Kedua, selanjutnya bagi setiap anggota keluarga yang berhak mendapatkan uang saku, akan memilih ujung benang tersebut da menarik seutas benang. Dengan ukuran panjang benang yang sama, akan nampak bahwa ada satu amplop yang naik bila ditarik.

Ketiga, itu artinya, dia si penarik benang, berhak mendapatkan amplop yang berisi uang dengan nominal yang semua peserta tidak mengetahuinya karena diisi secara random dan tentu saja ada minimal nominalnya.

Lucunya, ada ada keponakan yang masih duduk di bangku sekolah dasar, dan saat mendapatkan 8 amplop, isi per amplopnya adalah Rp.100.000,00. Sehingga, pada hari itu dia sudah mendapat uang saku sebanyak Rp.800.000,00.

Sedangkan yang berstatus mahasiswa, juga menerima jumlah 8 amplop yang sama, namun isinya bervariatif mulai dari Rp.25.000,00 , Rp. 30.000,00 sampai dengan Rp. 50,000,00. Aneh, kan!?

Sampai ada anggota keluarga yang menyeletuk lucu bahwa semua harus ikhlas menerima uang saku atas pilihan amplopnya sendiri-sendiri karena jumlah uang saku mereka yang berbeda itu mungkin sesuai dengan 'amal'-nya masing-masing.

Artikel Ramadan bercerita 2024 ditulis untuk Kompasiana.com

Ramadan bercerita 2024 hari 30

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun