Ega Wiguna
Ega Wiguna Freelancer

Memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat banyak

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Potret Masjid Unik Bergaya Art Deco di Kabupaten Garut

30 April 2020   09:32 Diperbarui: 30 April 2020   09:32 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Masjid Unik Bergaya Art Deco di Kabupaten Garut
Potret Masjid Cipari (dokumen pribadi)

Terakhir kali berkunjung ke masjid ini tuh sekitar bulan November 2019.

Masjid Cipari ini adalah masjid yang unik, bergaya kolonial atau lebih tepatnya bergaya art deco. Kata orang-orang sih masjid ini mirip dengan gereja. Mungkin karena lihat bentuk bangunan dan menaranya...

Masjid Cipari berlokasi di Garut Timur. Tepatnya di kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.

Pintu bagian kanan masjid, kalau patokannya dari arah ane datang (dokumen pribadi)
Pintu bagian kanan masjid, kalau patokannya dari arah ane datang (dokumen pribadi)

Masjid Cipari ini nama aslinya Masjid Asy-Syuro atau Al-Syuro. Tulisan dulunya "Masdjid Sjoero", sebagaimana tertulis pada plakat yang berada di atas pintu (lokasi plakat ditunjukkaan oleh anak panah). Untuk pintunya, pakai pintu geser semua.

Nah, pesona art deco-nya sendiri, selain dari bentuk masjid dan adanya menara, terlihat juga pada pola-pola dekorasi geometris yang berulang diatas material batu kali, atau jika kita lihat disamping kanan maupun kiri dari bangunan, itu terdapatnya garis horizontal halus. Itu juga salah satu ciri khasnya.

Plakat yang menempel di dinding bagian atas pintu (dokumen pribadi)
Plakat yang menempel di dinding bagian atas pintu (dokumen pribadi)
Nah ini lebih jelasnya, untuk plakat yang di atas pintu (foto sebelumnya). Mulanya saya berfikir, mengira-ngira kemungkinan diambilya nama Sjoero itu adalah karena didirikannya masjid ini pada bulan syuro (dalam kalender Jawa). Tapi ternyata itu salah. 

Nama Syuro itu dipilih, karena memang ada sejarah di balik berdirinya masjid ini, yang mana dulu sering dipakai untuk tempat rapat atau musyawarah. Baik para pejuang ataupun para ulama.

Pintu sebelah kiri masjid (dokumen pribadi)
Pintu sebelah kiri masjid (dokumen pribadi)

Ini potret pintu sebelah kiri (ini tuh selatan apa utara ya, hmmm), masjid dan terdapat nama Al-Syuro yang terbuat dari besi. Dan kalau kita cari tempat untuk wudhu, nah dari depan pintu ini tinggal terus ke sebelah kanan saja.

Tempat wudhu, yang ditandai merah (dokumen pribadi)
Tempat wudhu, yang ditandai merah (dokumen pribadi)

Potret menara yang kelihatan megah (dokumen pribadi)
Potret menara yang kelihatan megah (dokumen pribadi)
Menara dengan tinggi sekitar 20 meter ini menjadi salah bagian yang sangat eye catching pada bangunan masjid ini. Di menara ini juga masih tersimpan saksi sejarah, bahwa masjid ini dulu pernah dibombardir oleh Pasukan Kartosuwiryo. Namun karena sudah dilakukan perbaikan, sudah apada ditambal, jadi hanya tersisa beberapa lubang bekas peluru di penutup seng menara di bagian telinganya (yang dilingkari).

Fokus pada penutup menara yang terbuat dari seng (dokumen Ust. Nasyrul Fua'adz)
Fokus pada penutup menara yang terbuat dari seng (dokumen Ust. Nasyrul Fua'adz)

Nah ini lebih jelasnya. Karena pada waktu saya berkunjung kebetulan tidka diizinkan untuk naik ke menara dan memfoto lebih dekat, hanya di beri foto ini oleh salah satu pengurus masjid dan pesantren. Untuk lubang yang ditunjukkan itu diperjelas, jadi kelihatan tampak lebih besar. Kalau foto aslinya kecil (ukuran diameter peluru).

Potret jendela dilihat dari luar (dokumen pribadi)
Potret jendela dilihat dari luar (dokumen pribadi)

Tampak luar, jendelanya memiliki ciri khas sendiri. Dengan jumlah yang relatif banyak daripada masjid-masjid pada umumnya. Untuk kusennya sendiri, itu adalah hasil renovasi (kalau yang dulu sudah lapuk katanya).

Potret masjid tampak dari dalam (dokumen pribadi)
Potret masjid tampak dari dalam (dokumen pribadi)

Jendela tampak dalam (dokumen pribadi)
Jendela tampak dalam (dokumen pribadi)

Sayangnya pada waktu berkunjung, saya tidak emnghitung, dan lupa bertanya, sebenarnya ada berapa sih jendelanya itu. 32 kah? Atau lebih?

Auditorium tertutup (dokumen pribadi)
Auditorium tertutup (dokumen pribadi)

Auditorium tertutup ini adalah bagian tambahan bangunan masjid (bukan bagian utama) yang biasanya digunakan untuk shalat dan mengaji para santriwati.

Auditorium satunya lagi, cat hijau (dokumen pribadi)
Auditorium satunya lagi, cat hijau (dokumen pribadi)

Kalau berdasarkan penuturan salah satu pengurus sih, auditorium ini biasa dipakai untuk kegiatan pengajian ataupun kegiatan-kegiatan para santri. Kebetulan pada waktu kesini, itu sedang ada kreasi seni dari para santri. Coba lihat saja dari banyaknya sandal disana. Ada yang lagi nonton juga tuh diluarnya ((hehe)).

Potret madrasah aliyah pondok pesantren cipari (dokumen pribadi)
Potret madrasah aliyah pondok pesantren cipari (dokumen pribadi)

Di sekeliling masjid, terdapat bangunan sekolah. Ada Madrasah Tsanawiyyah dan Madrasah Aliyah. Jadi selain mempelajari ilmu agama, para santri juga belajar ilmu umum. Yang ditunjukkan panah, merupakan akses masuk atua jalan untuk menuju masjid. Jadi kalau kalian nanti berkunjung kesini otomatis ya lewat sana. Kalau ada yang tanya jalan alternatif selain itu, ane gatau.

Plang madrasah aliyah (dokumen pribadi)
Plang madrasah aliyah (dokumen pribadi)

***

Notes: sebagian besar foto ini saya ambil dari tulisan saya yang terhimpun dalam antologi "writingthon jelajah kota garut"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun