Eka MP
Eka MP Administrasi

Pecandu Teh dan Penikmat Buku

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Koleksi Koin Warisan Saksi Bergulirnya Sang Waktu

5 Mei 2021   23:19 Diperbarui: 5 Mei 2021   23:30 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Koin Warisan Saksi Bergulirnya Sang Waktu
Doc Pribadi

Dengan penasaran menunggu seperti apa makanan terkenal itu. Tapi saat datang ayah justru kecewa, sama sekali jauh dari angan-angan. Ternyata yang keluar terong yang dimasak mirip semur. Sudah jauh-jauh ke Prancis kok, malah disuguhi makan terong.

Belakangan saya menemukan mungkin makanan yang dimaksud adalah Ratatouille. 

Keping demi keping mengandung cerita yang berbeda. Koin-koin dari Belgia didapat dari kembalian membeli boneka beruang. Boneka yang dibawa pulang untuk oleh-oleh. Sebagai satu-satunya anak perempuan sayalah yang mendapatkannya. Ukuran boneka berwarna coklat itu nyaris sebesar tubuh saya. Tapi kemudian saya tak boleh lagi bermain dengan beruangnya karena alergi debu. Dokter menyarankan untuk menjauhi benda-benda berbulu. 

Keping Koin Segudang Cerita

Dari tiap-tiap keping koin yang diwariskan saya mendapat banyak cerita. Kisah perjalanan kehidupan. Rentang waktu yang panjang sejak uang dicetak hingga berpuluh bahkan ratusan tahun kemudian. Tangan-tangan yang menggenggamnya. 

Tiba-tiba saya ingin punya kekuatan untuk melihat siapa saja yang pernah menyentuh koin-koin itu di waktu lampau. Mengetahui kisah mereka. Pikiran-pikiran mereka. 

Mungkin saja koin itu dilempar karena seseorang sedang kesal lalu ditemukan oleh orang yang membutuhkannya. Atau jangan-jangan koin itu mengandung kutukan. Stop! Kenapa khayalan saya merajalela begini? Duh. 

Kemudian saya bertanya-tanya jika zaman digital tak lagi butuh kehadiran uang secara fisik maka tak ada lagi koin yang bisa dikoleksi. Tak ada lagi koin yang menjadi saksi bergulirnya waktu. Apa yang akan dipelajari generasi masa depan tentang nenek moyangnya? 

Bagaimanapun koin-koin koleksi memang mengandung unsur historis. Bukan melulu nilai intrinsik atau ekstrinsik uang itu sendiri. 

Menyentuh koin-koin itu lagi membuat saya merindukan nenek dan ayah yang kini tak lagi bisa berbagi cerita. Di hari-hari akhir Ramadhan, Saat rindu begini hanya bisa melangitkan doa terbaik bagi mereka. 

Terima kasih sudah memberikan warisan koleksi koin yang sangat berarti. Terima kasih sudah berbagi cerita yang dikenang selamanya. Terima kasih sudah memberi warna dalam perjalanan hidup ini.

Salam

Eka MP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun