Eka MP
Eka MP Administrasi

Pecandu Teh dan Penikmat Buku

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memahami Toleransi Beragama Dimulai dari Keluarga

17 April 2022   22:33 Diperbarui: 17 April 2022   22:36 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Toleransi Beragama Dimulai dari Keluarga
eka-mp-for-kompasiana-625c304ebb448674b6031952.png

 artinya bagimu agamamu bagiku agamaku.

(Al Kafirun: ayat 6)

Sebaiknya juga tak usah mengatur-ngatur bagaimana orang menjalankan keyakinannya. Semua itu sudah dijamin oleh undang-undang. 

Seperti pemakaian jilbab, jika seorang muslimah berkeyakinan memakai jilbab bagian dari ibadah tentu saja harus dibebaskan. Tak perlu orang lain mengatur-atur bagaimana, kapan dan dimana seharusnya boleh memakai jilbab. 

Selain itu juga jangan memaksakan kehendak kepada orang lain. Hal ini bukan hanya tentang menjalankan perintah agamanya tapi juga berlaku secara umum. 

Bagi yang berbeda agama menghormati orang lain beribadah adalah bentuk toleransi beragama yang harus dikembangkan. Karena pada dasarnya beribadah sesuai keyakinan dijamin kebebasannya oleh undang-undang dasar. Pun sudah termaktub dalam butir-butir Pancasila sila pertama "Ketuhanan yang Maha Esa"

Jika negara sudah memberikan kebebasan untuk beribadah maka sebagai warga negara yang taat hukum sudah selayaknya kita pun mentaatinya bukan?

Yuk, sama-sama kita ciptakan hidup damai dengan lingkungan sekitar dimanapun kita berada. Bertoleransi adalah jalan tengah untuk menciptakan hidup yang nyaman di negeri yang indah ini. 

Salam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun