Cermin | Surat Cinta untuk Calon Ibu Mertua
***
Usai sholat Tarawih aku pamit kepada Emak untuk berkunjung ke rumah Anisa. Dan Anisa, calon istriku itu, seperti biasa menyambutku dengan senyumnya yang sumringah.
"Assalamualaikum...semoga senyum indah itu terus ada sampai aku tua nanti," aku menggodanya.
"Waalaikum salam...senyum seorang istri tergantung juga dari perilaku suaminya" ia balas menggodaku. Lalu kami tertawa berderai.
Seperti tujuan semula aku datang untuk meminta bantuan Anisa perihal kekhawatiran Emak. Aku menjelaskan semuanya tanpa menyembunyikan apa pun.
Anisa mendengarkan tuturanku dengan bersungguh-sungguh. Ia sama sekali tidak menyela hingga aku tuntas bercerita.
Barulah setelah aku menyudahi kalimat-kalimat panjangku, Anisa berdiri.
"Tunggu sebentar, ya. Paling lama lima belas menit," ia tersenyum dan berlalu menuju kamarnya.
Entah apa yang dilakukan oleh calon istriku itu. Tapi sesuai dengan janjinya lima belas menit kemudian ia kembali menemuiku.
"Titip ini buat Emak, ya," ujarnya seraya menyodorkan sebuah amplop ke arahku.
"Apa ini?" aku mengernyit alis.