Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Waspadai! Ramadan Rawan Penipuan ala Perbankan

8 Mei 2019   20:05 Diperbarui: 8 Mei 2019   20:07 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspadai! Ramadan Rawan Penipuan ala Perbankan
Sumber:maxmanroe.com

Pagi-pagi saat Bebeib menelpon, saya menyampaikan kabar gembira.

"Beib! Alhamdulillah, Nyai baru saja terima telpon dari karyawan sebuah bank. Nyai memenangkan undian seratus juta! Ini Nyai diminta segera mengirimkan nomor rekening!" 

Bebeib pun merespon dengan cepat. "Stop! Jangan sembarangan memberitahu nomor rekeningmu! Bisa jadi itu modus penipuan!" 

Dan Bebeib pun menjelaskan panjang lebar. Ini itu. Berkenaan dengan tipu-tipu yang belakangan lagi marak. Wah, saya jadi tersadar. Benar juga, ya. Tidak masuk akal banget. Masa iya tiba-tiba saya diklaim memenangkan undian padahal saya tidak mengikuti event apa-apa.

Masih kata Bebeib. Bulan Ramadan banyak orang butuh duit. Banyak tindak kriminal khususnya penipuan dengan modus-modus tertentu yang perlu diwaspadai. 

Saya jadi teringat, dua pekan jelang bulan puasa, siang-siang tetangga sebelah rumah--seorang ibu muda menangis meraung-raung. Saya yang kebetulan sedang menjemur cucian buru-buru menghampiri. Ingin tahu apa yang tengah terjadi. Usut punya usut, ternyata tetangga saya itu mendapat kabar bahwa suaminya yang berada di luar kota mengalami musibah. 

Menabrak bocah yang menyeberang jalan. Berita itu diperoleh dari seorang pria yang menelpon dan mengaku dirinya seorang polisi. Dan ini, nih, yang mengherankan. Polisi itu minta uang tebusan sebesar 5 juta. Kalau uang tidak segera ditransfer, suami si ibu akan dimasukkan ke dalam penjara. Karena si ibu sama sekali tidak memiliki uang sebesar yang diminta, ia lantas bernegoisasi. Minta keringanan uang tebusan. 

Beruntung kakak laki-laki tetangga saya itu datang. Ia segera mengambil alih pembicaraan via telpon dengan pria yang mengaku polisi itu, yang jelas-jelas mau menipu. Dan alhasil penipu itu tak berkutik setelah digertak dan diancam balik hendak dilaporkan ke pihak yang berwajib. Apalagi selang beberapa saat kemudian suami si ibu muda menelpon dan menyampaikan kabar bahwa dia baik-baik saja. 

Kisah nyata di atas hanyalah sebagian kecil dari kisah-kisah penipuan via telpon. Masih banyak modus penipuan lain yang tak terhitung model dan jumlahnya. Tak terkecuali penipuan mengatasnamakan dunia perbankan. Masih ingat kasus nasabah Bank BRI asal Mojokerto-Jawa Timur, yang tiba-tiba melaporkan bahwa uang tabungannya raib padahal ia merasa tidak pernah menarik sejumlah uang sepeser pun? Kasus semacam ini adalah kasus yang paling sering terjadi.

Sebagai pengguna jasa perbankan, tidak ada salahnya kita mewaspadai dan belajar banyak dari kasus-kasus yang sudah dan pernah dialami di luar sana. Untuk mengantisipasi agar tidak sampai ikut terseret menjadi korban penipuan yang terus mengintai dan membayangi.

Inilah ragam bentuk penipuan ala perbankan yang patut kita waspadai. 

1. Penipuan di area ATM

-media: mesin ATM, kartu dan PIN. Modus operandinya: skimming, card triping dan call center palsu.

2.EDC

-media: kartu, PIN dan card reader. Modus operandinya skimming dan pencurian data.

3.Internet Banking 

-media: user ID, password, token, akun media sosial. Modus operandinya phishing, typosite dan keylogger.

4.SMS Bangking dan Mobile Banking

-media: PIN dan nomor ponsel. Modus operandinya pencurian ponsel dan SIM swap.

5.E commerce

-media: data-data yang terdapat pada kartu. Modus operandinya carding.

Tidak dipungkiri, semakin canggih pelayanan yang diberikan oleh dunia perbankan semakin canggih pula bentuk tindak kriminalnya. Lantas bagaimana upaya kita sebagai pengguna jasa perbankan agar terhindar dari penipuan?

Berikut hal-hal yang barangkali bisa dijadikan rujukan:

-sebelum menggunakan kartu ATM, perhatikan secara seksama kondisi mesin ATM. Jika ada benda yang mencurigakan, tahan. Jangan lanjut!

-saat menekan PIN, tutup/ halangi agar tidak terdeteksi oleh kamera tersembunyi.

-gunakan PIN yang sulit yang hanya Anda yang tahu.

-jangan sembarangan menyerahkan kartu berharga Anda kepada orang lain ketika bertransaksi. 

-simpan di tempat yang aman alamat resmi situs internet banking pada bookmark agar terhindar dari typo.

-jika ponsel hilang atau ada kendala pada nomor segera hubungi call center resmi agar nomor diblokir.

-cek saldo Anda secara berkala. Jika menemukan kejanggalan segera hubungi pihak bank terkait.

-jika menjumpai oknum yang mencurigakan atau menjurus ke arah tindak penipuan, segera laporkan kepada pihak yang berwajib agar segera ditindaklanjuti.

---

Kriiiiiinggggg...!!!

Telpon dari Bebeib lagi.

"Nyai, berapa nomor rekeningmu? Aku mau transfer uang THR, nih!"

Maaf, Beib. Saya buru-buru mematikan ponsel. Saya teringat pesan Bebeib pagi tadi. Jangan sembarangan memberitahu nomor rekeningmu!

***

Malang, 08 Mei 2019

Lilik Fatimah Azzahra.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun