Keunikan dan Tradisi Masjid Jogokariyan di Setiap Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang di tunggu-tunggu umat muslim seluruh dunia. Sebab banyak keutamaan dan keistimewaan di bulan suci Ramadhan yang bisa didapatkan oleh umat muslim. Tentunya kita di bulan Ramadhan ini menjalankan kewajiban kita yaitu puasa.
Dengan melakasanakan puasa kita nantinya juga akan berbuka, udah pada tahu belum nih tempat yang terkenal di jogja untuk ngabuburit ? kalau belum aku kasih tahu, masjid jogokariyan tentunya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Yogyakarta karena festival kampung Ramadhan yang setiap tahun di selengarakan oleh masjid jogokariyan.
Masjid Jogokariyan saat Ramadhan selalu menyelengarakan KRJ (kampung Ramadhan jogokaryan), masjid ini terletak di jalan Jogokariyan, No. 36 ,Mantrijeron kota Yogyakarata, Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY. Masjid Jogokaryan ini berdiri sejak Agustus 1967 yang telah diresmikan oleh ketua pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Yogyakarta.
Sejarah Pembangunan masjid jogokariyan ini masih berkaitan dengan masalah yang muncul akibat relokasi para prajurit keraton Yogyakarata pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Prajurit keraton yang awalnya berjumlah 750 orang dikurangi menjadi 75 orang karena hanya dipekerjakan untuk keperluan upacara saja.
Setelah keputusan tersebut para prajurit dan abdi dalem yang diberhenentikan dan dipindahkan ke kampung krapyak dan masing-masing di berikan tanah di jogokariyan.
Namun, karena keputusan yang mendadak membuat banyak abdi dalem yang menjadi bangkrut dan tidak mampu mengelola keuangan dengan baik. Kemudian mereka menjual tanah-tanah milik mereka kepada pengusaha batik asal Karangkajen bernama H. Jazuli yang kebetulan beliau juga memiliki rumah di jogokariyan.
Keadaan yang semakin memburuk saat mulai muncul partai komunis Indonesia yang berhasil mengaet banyak simpatisan dari abdi dalem. Kondisi kampung jogokariyan yang hanya memilki sebuah langgar kecil menjadi basis utama pergerakan PKI hingga puncaknya saat menjadi pemberontakan G30S.
Banyak warga yang di tangakap dan di penjara karena di angap bagian dari pemebrontak PKI komunis yang menganut islam kejawen. Proses pembangunan masjid ini di mulai pada tanggal 20 september 1966, pada tahun 1878 luas majid bertambah dari yang awalnya 600 meter menjadi 760 meter persegi.
Lalu pada tahun 2016 Kementrian Agama Republik Indonesia menetapakan masjid Jogokariyan sebagai salah satu masjid pecontoh dalam bidang pengelolaan masjid (idarah).
Selain itu masjid Jogokariyan juga menggaungkan saldo nol rupiah, uang yang disedekahkan masyarakat memiliki tujuan untuk segera menjadi amal. Karena hal tersebut, jika terdapat sesuatu yang di butuhkan oleh masyarakat terkait pelayanan masjid, maka uang sedekah masyarakat tersebut akan segera dibelanjakan. Pengelola masjid tidak ingin menimbun infak yang ada, dan selalu menggunakanya untuk membantu sesama.
Jadi, masjid Jogokariyan di Kelola oleh masyarakat melalui kegiatan-kegiatan termasuk kegiatan kampung ramadahan Jogokariyan. Kampung Ramadhan Jogokariyan adalah sebuah acara rutin yang selalu di gelar selama bulan Ramadhan di Yogyakarta.
Awal mula adanya Kampung Ramadhan Jogokariyan ini di awali dengan belum adanya penjual ssaat bulan puasa di kawasan Masjid Jogokariyan, saat itu masjid Jogokariyan hanya ada pembagian makanan buka puasa gratis ke masyarakat sekitar dan orang yang datang di masjid Jogokariyan.
Masjid jogokariyan sudah lama membagikan makanan gratis selama bulan ramdahan, dari yang awalnya membagikan makanan sekitar 600 sampai 700 piring kini jumlah makanan gratis yang di bagikan pihak pengelola masjid Jogokariyan terus bertambah hingga 3000 piring per hari saat bulan ramdahan. Tidak hanya itu, pengelola masjid juga menyediakan roti untuk di bagikan kepada masyarakat yang ini berbuka, untuk berjaga -jaga jika makanan habis.
Lalu suatu saat muncul ide untuk mendatangkan para pedagang ke sana. Untuk para pedangan yang ingin berjualan aneka makanan dan minuman di sana sangat mudah, pasalnya pihak pengelola masjid tidak memberikan syarat yang macam-macam cukup dengan mengisi formulir, dan meminta izin memakai halam denpan rumah-rumah warga untuk jualan. Sejak saat itu semakin banyak pedangan mampir ke Kampung Ramadhan Jogokariyan dan menjdi salah satu ikon Ramadhan di Yogyakarta.
Lalu Kira-kira hal apa yang mebuat kampung Ramadhan Jogokariyan ini ramai di kunjungi saat bulan ramdhan ? pada tanggal sabtu lalu tanggal 1 april saya datang ke masjid Jogokariyan sayangnya saat saya datang ke sana cuaca sedang hujan gerimis, tetapi walaupun hujan turun ternyata di sana juga lumayan ramai. Saya pun melakukan sesi wawancara ke beberapa pengunjung yang datang, saya menanyakan tentang,
Apa yang membuat mereka datang ke kampung Ramadhan Jogokariyan ? " sejujurnya saya baru pertama kali datang ke kampung jogokariyan ini, saya tahu ada kampung ramadhan ini dari tiktok dan hal yang membuat saya tertarik datang ke sini itu karena banyaknya makan dan minuman yang di julal sepanjang jalan menuju masjid ini " kata Diva (salah satu pengunjung asal Bantul, Yogyakrta).
Lalu saya juga menanyakan hal yang sama kepada pengunjung lain pengunjung mengatakan " kesini sudah jadi kewajiban bagi saya heheheh... karena dari tahun lalu saya sudah sering ke sini hal yang membuat saya datang kesini itu untuk berburu takjil gratis dan biasanya sebelum makan tajil saya beli makanan ringan dan es campur" kata Deina (salah satu pengunjung asal Kotagede, Yogyakarta).
Jadi saya menyimpulkan bahwa yang membuat Kampung Ramadhan Jogokariyan ini ramai pengunjung di setiap bulan Ramadhan yaitu jajanan-jajanan yang di jual oleh para pedagang di piggir jalan menuju masjid dan takjil gratis.