Elly Suryani
Elly Suryani Human Resources

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Beberapa Salah Kaprah Soal Menjaga Hati Selama Bulan Puasa

17 Mei 2019   21:09 Diperbarui: 17 Mei 2019   21:28 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa Salah Kaprah Soal Menjaga Hati Selama Bulan Puasa
Sumber Foto: Dok.Pribadi

Bulan Ramadan sebetulnya adalah bulan mulia. Bulan ketika umat Islam diminta untuk meningkatkan ketaqwaan. Salah satu caranya dengan menjaga perbuatan, lisan dan hati. Aktivitas sosial media yang dengan jari doang itu ? ya termasuk juga. 

Oleh karenanya Bulan Ramadan disebut juga bulan pengendalian diri. Sebulan umat Islam diminta mengendalikan diri dari perbuatan tercela sebagai gemblengan/latihan supaya terbiasa dan diamalkan pada 11 (sebelas bulan lainnya. begitu kata Ombai (nenek) saya dulu. 

Terkait wacana menjaga hati saat berpuasa, berdasarkan pengalaman menurut saya, terdapat beberapa hal yang salah kaprah tentang menjaga hati selama puasa.

Tidak boleh marah

Soal menjaga hati ini, he saya agak miris juga ketika diartikan oleh sebagian orang dengan sebatas tidak boleh marah, tidak boleh emosi..!? Hayo, kalau marah, emosi, puasanya batal. Sehingga jadi alasan orang untuk nelakukan sesuatu asal-asalan dengan pikiran toh yang menugaskan tidak akan marah karena sedang berpuasa, wew

Apa iya seperti itu? Menurut saya tidak. Jika kesalahan yang dilakukan fatal, ya memang harus marah. Jika tidak, sama dengan setuju dengan perbuatan salah yang dilakukan orang tersebut. 

Apa puasa batal ? ya tidak juga. Marah tidak mebatalkan puasa. Tetapi marah yang berlebihan bisa mengurangi pahala puasa. Jika  marahnya sangat berlebihan yang mengakibatkan seseorang melampiaskan kemarahan dengan melakukan perbuatan lain yang fatal. Misal menggampar orang. Memecat orang. Merusak properti milik orang lain. Maka pahalanya sudah sangat banyak berkurang, mungkin sudah menjadi puasa yang mubazir.

Menjaga hati versi saya, ya menjaga emosi, perbuatan, lisan dan hati supaya tidak menyimpan amarah, supaya tidak melakukan hal mubazir dan mudharat. Marah yang wajar dan tidak berlebihan, ya masih terjaga hatinya. Menjaga hati adalah awal prilaku manusia. Ketika hati sudah terjaga, Insya Allah perbuatan juga terjaga.

Tidak boleh menangis

Menangis katanya akibat tidak menjaga hati dan bisa membatalkan puasa. Apa iya? he, entahlah. Rasanya tidak. Sebab menangis tidak termasuk pada hal yang membatalkan puasa. Marah dan sedih itu hal alamiah. Tidak mengurangi pahala puasa asal dilakukan dengan kebaikan dan tidak berlebihan.

Menahan Jari untuk Tidak Bersosmed

Sosmed membuat hati masgul, galau, kecewa, marah..? mungkin iya. Tapi sosmed dapat mengurangi pahala puasa? bisa jadi kalau dengan bersosmed kita jadi lalai dari hal utama selama Bulan Ramadan, seperti sholat Dhuha. Tidak tadarus, tidak taraweh, dan lain sebagainya.  Menahan jari untuk tidak bersosmed, itu bagus. Hanya, sepanjang sosmed dilakukan untuk niat baik, sekenanya sekadar refreshing, ya masih dimaklumi. Kalau tidak bersosmed ya saya tidak ikutan event menulis sepanjang Bulan Ramadan di Kompasiana, he🤗

Sosmed  itu positif asal digunakan dengan niat dan cara positif. Jika sosmed dilakukan dengan cara negatif, sebar hoax, sebar fitnah, mengadu domba, menebar kebencian,  ya tidak sedang puasa pun berdosa apalagi bulan puasa. Jika dilakukan saat sedang berpuasa, selain berdosa, puasanyapun sia-sia, kata saya.

Tidur Sepanjang Hari

Menjaga hati, jaga telinga, jaga mata dengan tidur doang sepanjang hari selama puasa, sama juga bohong (ada tuh teman saya waktu ABG dulu, saya juga dong). Di pintu kamarnya tertempel kertas dengan tulisan, "jangan ganggu, sedang puasa". Sekarang, isnya Allah sudah tobat. Waw, mentang-mentang katanya tidurnya orang berpuasa itu berpahala. Psttt, rupanya masih ada yang sudah bukan remaja lagi, tapi demi menjaga hati dia tidur sepanjang hari. Kapan meningkat amal sholeh lalu ketaqwaan itu !? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun