Lombok Punya Cerita "Tradisi Lebaran Topat 2023 Berpusat di Pantai Senggigi"
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Sahabat Reader ...
Hari raya belum usai. Setelah Idul Fitri, masih ada perayaan atau lebaran lain yang menjadi paket tradisi msyarakat Lombok. Setelah puasa enam hari pasca Idul Fitri, tepatnya pada hari ke tujuh Bulan Syawal, masyarakat Lombok merayakan satu perayaan lagi yang disebut Lebaran Topat.
Lebaran topat adalah tradisi makan ketupat di Lombok dengan menu pendamping khas Lombok, seperti pelalah ayam, opor telur, urap atau olah-olah, pelecing kangkung dan menu lezat lainnya sesuai selera.
Tradisi Lebaran Topat telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Lombok. Tradisi ini disebut sebagai Lebaran Kedua bagi masyarakat Lombok. Ada juga yang mengistilahkan lebaran topat ini dengan Lebaran Nine (Perempuan) sedangkan Idul Fitri disebut dengan Lebaran Mame (Laku-Laki) karena Lebaran Topat dipasangkan dengan Lebaran Idul Fitri.
Selain dianggap sebagai rangkaian kegiatan Hari Raya Idul Fitri, tradisi ini memiliki misi melestarikan tradisi leluhur. Lebaran topat juga mengandung banyak nilai , seperti nilai budaya, agama, hingga pesta rakyat.
Berikut ini adalah fakta unik Lebaran Topat di Lombok :
Dalam tradisi lebaran Topat, terdapat berbagai macam agenda yang dilakukan oleh masyarakat setempat, yaitu :
Berziarah ke makam leluhur, keluarga atau makam para ulama' atau waliyullah penyebar agama Islam di Lombok untuk mengirim doa dan mengambil berkah. Biasanya, kegiatan ini dilakukan pada pagi hari.
Di Lombok, makam yang paling sering dikunjungi dan selalu ramai saat tradisi lebaran topat adalah Makam Bintaro dan Makam Loang Baloq di Tanjung Karang. Setelah berdoa di makam, warga setempat membasuh wajah atau kepala dengan air yang dibawa atau air yang disediakan di makam dengan berharap berkah.