Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com
"Minta Rela", Tradisi Urang Banjar dalam Pergaulan
Nilai moral dan pendidikannya antara lain terciptanya sikap rendah hati untuk meminta maaf terlebih dahulu dan meminta yang memberi agar ikhlas atas pemberiannya.
Sedangkan nilai sosialnya tentu saja tercipta keakraban antar masyarakat, bahkan dengan seseorang yang baru pertama kali ketemu.
Unsur saling ikhlas memang memegang peranan penting dalam ungkapan khas masyarakat Kalimantan Selatan ini.
Terakhir, soal nilai religius. Masyarakat Banjar terkenal dengan masyarakat yang cukup religius.tergambar dari ramainya pengajian yang dihadiri masyarakat .bahkan hampir seminggu penuh, jadwal pengajian di berbagai mesjid dipenuhi masyarakat. Bulan Ramadhan seperti sekarang, pengajian biasanya ditiadakan karena sudah tergantikan dengan pengajian subuh dan pada saat sholat tarawih.
Masyarakatnya juga mengutamakan sekali berbagai ibadah semisal haji dan umroh. Walau antrian haji kalsel bisa sampai 30 tahun- an. Umroh juga laris manis diminati masyarakat Banjar sebagai refleksi kehidupan yang religius. Selain kedua hal tersebut, ibadah spritual ziarah wali/ulama juga sangat diminati masyarakat.
Berbagai ungkapan semisal "umur kada bebau" (umur tidak ada baunya/tidak diketahui) juga peribahasa yang umum. Menandakan masyarakat sangat menyadari kematian sesuatu yang sudah pasti. Sehingga permintaan maaf kepada orang lain dalam bentuk "minta halal ,minta ridho" juga diungkapkan setiap hari,baik kepada keluarga dekat maupun siapa saja.
Harapannya,ya ketika kematian tiba-tiba datang, kelapangan yang akan diperoleh dalam menempuh jalan kehidupan selanjutnya di alam baqa kelak.
Pergaulan dalam perdagangan
Ungkapan minta rela, minta halal dan minta ridho juga tergambar dalam urusan perdagangan.
Selain ucapan tersebut biasanya ada akad jual beli dalam masyarakat Banjar, yang maknanya lagi-lagi bentuk keikhlasan antara pembeli dan penjual.
Tak heran, di pasar tradisional, mini market, pom bensin dan berbagai tempat lainnya kita akan menemui ungkapan akad jual beli yaitu " jual" yang diucapkan si penjual dan akan dijawab "tukar (artinya : beli) oleh si pembelinya. Kalaupun ada ucapan terima kasih, biasanya sebagai pengikut saja.
Akad jual beli ini kadang-kadang juga disertai dengan "Minta rela,minta halal, minta ridho"atau " jual seadanya" dan " tukar seadanya" Bila semua sudah dilakukan, jual beli bukan hanya dianggap sudah sah tetapi juga ada unsur keikhlasan dan ketenangan di dalamnya.