Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Lainnya

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur dan Social Worker, --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Belajar Menyayangi Anak Yatim dari Rasulullah

9 April 2023   11:35 Diperbarui: 9 April 2023   11:36 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Menyayangi Anak Yatim dari Rasulullah
ilustrasi anak yatim ( sumber foto : tebuireng online )

Pada kisah inspiratif Ramadan kali ini,  kita akan belajar dari Rasulullah, bagaimana mencintai anak yatim bahkan mengadopsinya dan menjadikan anak tersebut seperti anak sendiri.

Cerita ini sebenarnya sedemikan populer. Bahkan saya pun sudah membaca ceritanya ketika duduk di bangku sekolah dasar, dalam buku "30 kisah teladan". Namun tak ada salahnya kita ulas sedikit cerita ini sambil diambil hikmahnya di Ramadan hari ke-18 ini.

Dilansir dari islam.nu.co.id,  Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khuwairy, ulama abad ke-13 dalam kitab Durratun Nashihin (hal. 278), menjelaskan ada salah satu hadis riwayat Anas bin Malik yang mengisahkan sosok anak yatim yang bersedih di hari raya Idul Fitri. 

Di riwayatkan, suatu ketika Rasulullah saw akan berangkat untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Hampir semua anak berbahagia di hari itu, terutama karena mereka memiliki baju baru. Namun ternyata ada seorang anak yang menangis dan berpakaian kumal. Padahal itu hari raya Idul Fitri. 

Nabi Muhammad SAW bertanya kepada anak tersebut kenapa dia tak ikut bermain bersama teman-temannya dan berpakaian masih kumal?

 “Wahai laki-laki di hadapanku, ayahku telah meninggal saat mengikuti suatu peperangan bersama Rasulullah. Setelah itu, ibuku menikah lagi dan memakan semua harta-hartaku. Lalu bapak tiriku mengusirku dari rumah,” jawab anak tersebut.

“Sejak itu, aku pun tidak lagi memiliki makanan, minuman, pakaian dan rumah. Ketika telah sampai hari ini (Idul Fitri), aku melihat begitu banyak anak-anak berbahagia dengan ayah-ayah mereka. Aku pun sedih dan menangis.” lanjutnya.

Rasulullah tentu saja sangat iba. “Wahai anak kecil, bersediakah jika aku menjadi bapakmu, ‘Aisyah menjadi ibumu, Ali menjadi pamanmu, Hasan dan Husein menjadi kedua saudara laki-lakimu, dan Fatimah menjadi saudara perempuanmu?” kata Rasulullah. 

Anak kecil inipun tahu bahwa ternyata yang ada di hadapannya Rasulullah. Tentu saja wajahnya berubah menjadi gembira karena akan diadopsi Rasulullah. Diapun dengan cepat menyatakan persetujuannya. 

Rasulullah membawanya pulang ke rumahnya kemudian memberi anak kecil ini  pakaian yang layak dan bagus , memberinya banyak makanan hingga merasa kenyang dan  memberinya minyak wangi agar harum seperti teman-temannya. Tentu saja anak yatim tersebut sangat bahagia dan kemudian lagi bermain bersama teman-temannya. Diriwayatkan juga, setelah Rasulullah wafat, anak ini diadopsi oleh sahabat Rasulullah, Abu Bakar ra.

Mengambil Banyak Pelajaran 

Ada beberapa pelajaran yang bisa ambil dari kisah inspiratif bagaimana Rasulullah sangat menyayangi anak yatim :

Memiliki tanggung jawab yang besar

Rasa tanggung jawab sebagai pemimpin kaum muslimin ditunjukkan oleh rasulullah kepada anak tersebut. Apalagi anak tersebut menjadi yatim karena ayahnya ikut berperang membantu Rasulullah dan agama Allah.

Anak yatim tanggung jawab tetangga dan orang terdekatnya

Banyak dari kita yang masih tidak peduli dengan keberadaan anak yatin di sekitar kita. Padahal anak yatim tak boleh sampai terlantar makannya, pakaiannya, rumahnya bahkan sekolahnya. Ini merupakan tanggung jawab keluarga besar dan tentu para tetangga sekitarnya, namun banyak yang dari kita masih abai dan merasa bukan urusan kita . Marilah dari cerita ini, kita mengambil pelajaran untuk lebih menyayangi anak yatim dan ikut bertanggung jawab atas keberadaan mereka.

Memperlakukan anak yatim seperti anak sendiri

Rasulullah memberikan pakaian terbaik, makanan enak mengenyangkan dan memberikan kasih sayang penuh. Seakan-akan anak tersebut memang anaknya sendiri walau anak adopsi, bukan anak kandung.

 Kautamaan mengasihi anak yatim

Cerita di atas dan sejumlah hadist memang menyebutkan keutamaan mengasihi anak yatim . Bahkan dalam sebuah hadist, Rasulullah berkata :

Artinya, “Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Imam Al-Bukhari).

Orang-orang yang mau mengurus anak yatim dijanjikan bukan hanya surga tetapi juga akan berdekatan dengan Rasulullah kelak di surga.

Semoga kita dapat mengambil banyak pelajaran dari kisah inspiratif di atas dan menjadikannya contoh dalam kehidupan sehari-hari.Aamiin.

Selamat berpuasa.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun