ERRY YULIASIAHAAN
ERRY YULIASIAHAAN Wiraswasta

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ingin Mudik Aman dan Nyaman? Pakar Beri Jawaban

24 Maret 2024   01:36 Diperbarui: 24 Maret 2024   11:56 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingin Mudik Aman dan Nyaman? Pakar Beri Jawaban
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Menjadi kebiasaan bahwa, selain bersilaturahmi dengan keluarga, pemudik akan mengunjungi tempat-tempat tertentu di sekitar lokasi mudik. Seperti objek wisata yang mungkin saja baru muncul tapi belum pernah dikunjungi.

Selain menentukan itinerary, perencanaan juga harus lebih detail menyangkut activities atau kegiatan apa yang akan dilakukan selama mudik. Misalnya, berhenti di mana saja selama perjalanan, makan di mana, dan sebagainya.

Tentang accomodation, pemudik juga idealnya sudah menentukan akan tinggal di mana. Kalau tinggal di hotel, sebaiknya hotel sudah dipesan jauh-jauh hari, dengan mempertimbangkan jarak tempuh terkait itinerary.

Ketiga unsur itu pada akhirnya akan sampai pada unsur keempat, yaitu budget. Perencanaan mudik harus realistis, harus sesuai dengan anggaran yang ada. Jika tidak, impian mudik yang aman dan nyaman bisa cuma angan-angan.

Laman pembuka presentasi
Laman pembuka presentasi "Mudik Planner" dari pakar otomotif Kompasiana, Andre Lolong. (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Lima Komponen Persiapan

Selain empat unsur utama di atas, Lolong juga menyebutkan lima komponen penting terkait persiapan yang lebih detail yang harus diperhatikan. 

Kelima komponen itu adalah persiapan terkait adults (usia dewasa), kids & infant (anak-anak dan bayi), substance (makanan atau minuman), vehicle (kendaraan mudik), dan guidance (pedoman untuk kondisi darurat).

Pertama, persiapan untuk adults (orang dewasa), terutama yang akan menyetir. Musuh utama perjalanan jauh adalah mengantuk. Oleh sebab itu, pemudik amat dianjurkan cukup beristirahat. Menurut Lolong, sebaiknya supir cukup tidur pada malam hari dan perjalanan dimulai pada pagi hari.

Dengan berangkat pagi hari, supir tidak lekas mengantuk. Jika terjadi sesuatu yang darurat, dapat segera direspons, karena aktivitas masyarakat sudah mulai ramai. 

Ini jauh lebih baik ketimbang memulai perjalanan pada malam hari, di mana masyarakat terlelap, sehingga bila terjadi keadaan darurat, pemudik akan sulit mendapatkan respon cepat.

Berangkat mudik pada pagi hari memungkinkan orang dewasa dalam keadaan terbangun dan segar, sementara anak-anak masih bisa melanjutkan tidur di mobil, jika memang pagi-pagi masih mengantuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun